"Rasa lega mengenai adanya perubahan pemerintahan di Washington jangan sampai membutakan kita terhadap fakta bahwa meski kepresidenan Donald Trump berakhir dalam beberapa jam ke depan, tapi gerakannya tidak akan berhenti," tutur von der Leyen, dilansir dari laman Guardian.
"Lebih dari 70 juta warga Amerika telah memilihnya dalam pemilu. Beberapa hari lalu, ratusan dari mereka menyerbu Gedung Capitol di Washington, jantung demokrasi Amerika," lanjutnya.
Menurut von der Leyen, serangan ke Gedung Capitol merupakan hasil dari penghasutan yang berujung aksi nyata. Ia menegaskan, penyerbuan itu juga terjadi karena banyaknya ujaran kebencian serta berita palsu yang menyebar tak terkendali di media digital.
Tidak hanya di AS, penyerbuan semacam itu juga terjadi di Jerman. Von der Leyen mengatakan bahwa pada Agustus lalu, ratusan ekstremis sayap kanan berusaha menyerbu gedung Reichstag di Berlin, walau pada akhirnya berhasil dihentikan polisi.
Di Inggris, seorang anggota parlemen bernama Jo Cox tewas dibunuh ekstremis sayap kanan pada 2016, yang juga disebut von der Leyen sebagai dampak buruk dari ujaran kebencian.
"Kita harus menerapkan batasan terhadap kekuatan dari para raksasa internet. Kita ingin mereka semua transparan mengenai cara kerja algoritma mereka," ungkap von der Leyen.
Mengenai media sosial, von der Leyen mengapresiasi langkah Twitter yang menutup permanen akun Trump. Namun ia menegaskan, langkah semacam itu seharusnya dilakukan atas dasar hukum, bukan karena melanggar aturan perusahaan.
Twitter telah menutup permanen akun Trump beberapa hari usai penyerbuan ke Gedung Capitol pada 6 Januari. Twitter menilai akun itu harus ditutup karena ada potensi dilakukannya "penghasutan huru-hara" oleh Trump.
Trump telah meninggalkan Gedung Putih dengan menaiki helikopter Marine One. Usai menjalani seremoni pelepasan di pangkalan militer Joint Base Andrews, Trump akan bertolak menuju resor Mar-a-Lago di Florida.
Sejak kerusuhan di Gedung Capitol, Trump menegaskan dirinya tidak akan datang ke acara pelantikan presiden terpilih Joe Biden.
Baca: Sampaikan Perpisahan, Trump Tetap Tidak Menyebut Joe Biden
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News