Skandal-skandal tersebut semakin memuncak hingga akhirnya para menteri kabinet mengundurkan diri.
“Skandal yang tercatat oleh awak media adalah terkait adanya pesta saat lockdown. Dimana lockdown merupakan aturan yang dibuat saat kepemimpinan Boris. Lalu kemudian mengenai tingginya biaya renovasi kediaman Boris dan ada sejumlah dugaan dimana Boris mendukung anggota parlemen yang memiliki masalah dengan kode etik,” ujar kontributor Metro TV di Inggris, Nadia Atmaji dalam tayangan Metro Siang, Metro TV, Jumat, 8 Juli 2022.
Nadia juga mengatakan, warga Inggris merasa bahwa kemunduran Boris sudah diprediksi sejak lama. Warga merasa bahwa kepemimpinan Boris sangat kontroversial, terlebih Inggris telah mengalami inflasi tertinggi dalam 20 tahun terakhir.
Namun setelah pernyataan mundurnya Boris Johnson, kedudukan jabatan Perdana Menteri Inggris akan tetap dipegangnya hingga musim gugur mendatang. (Ainun Kusumaningrum)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News