"Tahun ini, kami sudah menyaksikan lebih dari 1.700 kematian dalam gelombang panas di Spanyol dan Portugal," kata Direktur Regional WHO Eropa, Hans Kluge, dikutip dari laman One India, Sabtu, 23 Juli 2022.
"Kami meyakini angka ini akan terus bertambah dalam beberapa hari ke depan," sambungnya.
Di Spanyol, gelombang panas diprediksi berakhir pada Senin pekan depan. Namun temperatur udara diperkirakan masih akan berada di atas 40 derajat Celcius di banyak wilayah di negara tersebut.
Sementara di Portugal, suhu udara telah mencapai 45 derajat Celcius di kota Leiria pada 13 Juli lalu.
WHO mengatakan kebakaran hutan di dua negara tersebut dan beberapa area lainnya di Eropa hanya akan memperburuk angka kematian terkait gelombang panas tahun ini.
"Perubahan iklim bukan hal baru. Dampak buruknya terus menumpuk dari musim ke musim, tahun ke tahun," ungkap Kluge.
Media lokal melaporkan bahwa kebakaran hutan di Spanyol tahun ini merupakan yang terburuk dalam sejarah. Dalam tujuh bulan perdana 2022, kebakaran hutan telah menghanguskan lebih dari 197.000 hektare hutan di Spanyol.
Angka tersebut sudah melampaui keseluruhan area terbakar di Spanyol pada 2012, di saat kebakaran hutan menghanguskan 189.376 hektare lahan.
Selain di Spanyol dan Portugal, kebakaran hutan juga terjadi di Italia. Petugas pemadam kebakaran di negara tersebut telah lebih sering dikerahkan sepanjang musim panas tahun ini.
Antara 15 Juni dan 21 Juli, lebih dari 32.900 operasi pemadaman telah dilakukan di seantero Italia.
Baca: 560 Hektare Lahan Lenyap Akibat Kebakaran Hutan di Italia
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News