Blinken sedikit bingung mengapa Pemerintah Kazakhstan melakukan hal tersebut, padahal kekuatan dalam negerinya dinilai cukup untuk mengatasi kerusuhan. Ia juga menilai pasukan tersebut kemungkinan akan tetap berada di negara tersebut.
"Bagi saya, otoritas Kazakhstan sudah jelas memiliki kapasitas untuk mengatasi aksi protes, dengan cara menjaga ketertiban namun tetap menghormati hak-hak demonstran," tutur Blinken, dilansir dari TRT World, Sabtu, 8 Januari 2022.
"Lantas mengapa mereka merasa perlu meminta bantuan dari luar," sambungnya.
Pasukan Rusia yang datang dan membantu meredam kerusuhan di Kazakhstan berasal dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO). "Saya rasa pelajaran yang dapat dipetik dalam sejarah belum lama ini, saat Rusia berada di dalam rumah Anda, terkadang sangat sulit untuk membuat mereka pergi," sebut Blinken.
Pernyataan tersebut disampaikan beberapa jam usai Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev berterima kasih kepada Rusia atas bantuannya.
Blinken, yang sudah berbicara dengan Menlu Kazakhstan pada Kamis kemarin, menekankan kembali penghormatan terhadap aksi unjuk rasa damai, kebebasan pers, dan diakhirinya pemutusan jaringan internet.
"Kami mengamati situasi (di Kazakhstan) dengan kekhawatiran nyata, dan kami mendorong semua pihak untuk mencari resolusi damai," pungkasnya.
Baca: Kerusuhan Mereda, Presiden Kazakhstan Siap Hancurkan Pedemo
Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan mengatakan, pasukan keamanan telah menerapkan level perlindungan yang ditingkatkan di seantero negeri. Pihak kementerian juga mengatakan bahwa 26 penjahat bersenjata telah tewas dan 18 lainnya terluka dalam kerusuhan.
Tokayev menegaskan tidak akan ada negosiasi dengan pengunjuk rasa. Dirinya juga bersumpah untuk menghancurkan "bandit bersenjata" yang telah menyerang negara itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News