“Para diplomat berdiri dan meninggalkan ruangan ketika pesan video Sergei Lavrov mulai diputar. Ini sebagai protes atas invasi Moskow ke Ukraina,”menurut seorang jurnalis AFP di ruangan itu.
Duta Besar Ukraina Yevheniia Filipenko termasuk di antara banyak diplomat yang mengajukan diri saat video mulai diputar, meninggalkan ruangan yang hampir kosong.
Di luar mereka berkumpul di depan bendera Ukraina dan memberikan tepuk tangan meriah yang dapat terdengar di ruangan tempat pidato Lavrov berlanjut. Hanya segelintir duta besar dari negara-negara termasuk Yaman, Suriah, Venezuela dan Tunisia yang tersisa mendengarnya.
"Penting untuk menunjukkan sikap solidaritas dengan teman-teman Ukraina kami," kata Duta Besar Prancis Yann Hwang, seperti dikutip AFP, Rabu 2 Maret 2022.
Menlu Rusia telah dijadwalkan untuk pergi ke Jenewa untuk membahas baik badan pelucutan senjata yang terkait dengan PBB dan Dewan Hak Asasi Manusia PBB secara langsung pada Selasa. Tetapi rencana itu dibatalkan pada menit terakhir, dengan Moskow menyalahkan "sanksi anti-Rusia" yang dijatuhkan oleh negara-negara Uni Eropa.
Rusia telah menjalani isolasi internasional sejak meluncurkan invasi skala penuh enam hari lalu.
"Serangan tanpa pandang bulu Rusia terhadap infrastruktur sipil dan kritis adalah kejahatan perang dan pelanggaran Statuta Roma," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada pertemuan perlucutan senjata sebelum Lavrov berbicara.
"Agresi Rusia adalah ancaman global. Responsnya juga harus global,” tegasnya.
Dalam pidatonya, Lavrov menyalahkan Kiev atas krisis tersebut, memperingatkan bahwa mereka mencoba merakit senjata nuklir.
"Saya dapat meyakinkan Anda, Rusia sebagai anggota yang bertanggung jawab dari komunitas internasional, mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mencegah munculnya senjata nuklir dan teknologi terkait di Ukraina," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News