Austria tangguhkan vaksinasi covid-19 dari AstraZeneca. Foto: AFP
Austria tangguhkan vaksinasi covid-19 dari AstraZeneca. Foto: AFP

Warga Meninggal Usai Divaksin, Austria Tangguhkan Vaksinasi AstraZeneca

Fajar Nugraha • 09 Maret 2021 08:26
Wina: Pemerintah Austria menangguhkan sejumlah vaksin virus korona dari University of Oxford-AstraZeneca. Penangguhan dilakukan sebagai ‘tindakan pencegahan’ saat mereka menyelidiki kematian seseorang dan penyakit orang lain setelah mengambil suntikan.
 
"Kantor Federal untuk Keselamatan dalam Perawatan Kesehatan (BASG) telah menerima dua laporan dalam hubungan sementara dengan vaksinasi dari batch yang sama dari vaksin AstraZeneca di klinik distrik Zwettl" di provinsi Lower Austria, kata BASG dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Politico, Selasa 9 Maret 2021.
 
Laporan tersebut berpusat pada seorang wanita berusia 49 tahun yang menurut BASG "meninggal akibat gangguan koagulasi parah”. “Sementara seorang wanita berusia 35 tahun yang mengalami emboli paru sedang dalam proses pemulihan,” imbuh pernyataan BASG.

Otoritas kesehatan mengatakan, “saat ini tidak ada bukti hubungan kausal dengan vaksinasi, tetapi sisa stok dari batch tidak akan lagi "didistribusikan dan divaksinasi."
 
Regulator UE menyetujui suntikan vaksin covid-19 buatan University of Oxford -AstraZeneca pada akhir Januari. Mereka menyatakan vaksin itu aman dan cukup efektif untuk digunakan pada orang dewasa di atas usia 18 tahun. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan persetujuannya pada pertengahan Februari.
 
Seorang Juru Bicara AstraZeneca mengatakan, “Belum ada efek samping serius yang dikonfirmasi terkait dengan vaksin."

Tiba di Indonesia

Indonesia menerima vaksin skema multilateral COVAX tahap pertama. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, pengiriman pertama ini merupakan vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca.
 
"Hari ini, Indonesia menerima pengiriman pertama vaksin AstraZeneca sebesar 1.113.600 vaksin jadi, dengan total berat 4,1 ton yang terdiri dari 11.136 karton," kata Retno dalam jumpa pers di bandara Soekarno-Hatta, Banten, Senin, 8 Maret 2021.
 
Retno mengatakan jumlah vaksin yang dikirim hari ini merupakan bagian dari batch pertama dan diberikan melalui jalur multilateral. Di batch pertama, Indonesia rencananya akan menerima 11.704.800 vaksin jadi.
 
"Pengiriman batch pertama akan dilakukan hingga Mei 2021, dan insya Allah akan dilanjutkan dengan batch-batch selanjutnya," imbuh dia.
 
Retno mengucapkan terima kasih atas kerja sama internasional dengan negara donor, GAVI, WHO, UNICEF dan lainnya. Ia menegaskan diplomasi vaksin akan terus diperkuat dan diperkokoh guna membantu upaya pemerintah dalam resiliensi kesehatan dan pemulihan ekonomi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan