Negara tersebut mengatakan pihak berwenang telah mendapatkan kembali kendali setelah adanya kerusuhan tersebut. Pihak berwenang mengatakan ini kekerasan penjara paling berdarah dalam sejarahnya.
Polisi dan pasukan ditempatkan di pusat-pusat penahanan yang ada di kota Guayaquil, Cuenca dan Latacunga. Kekerasan terjadi pada Selasa lalu antar geng di dalam penjara.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Mereka menggunakan senjata buatan tangan. "Kekerasan ini terjadi secara terkoordinasi," kata pihak berwenang Ekuador dilansir dari Malay Mail, Kamis, 25 Februari 2021.
Kerusuhan penjara biasa terjadi dalam beberapa tahun terakhir di Ekuador. Salah satu penyebabnya adalah kelebihan kapasitas, di saat penjara Ekuador diisi sekitar 38 ribu narapidana dari kapasitasnya yang hanya 27 ribu.
Presiden Lenin Moreno mengaku telah memerintahkan Kementerian Pertahanan "untuk mengawasi ketat peredaran senjata, amunisi, dan bahan peledak" di area sekitar penjara setelah terjadinya kerusuhan ini.
Menurut keterangan Moncayo, sebanyak 33 orang meninggal di penjara Cuenca, 21 di kota Guayaquil, dan delapan lainnya di Latacunga.
Menteri Pemerintahan Ekuador Patricio Pazmino mengatakan bahwa aktivitas sejumlah geng kriminal telah memicu aksi kekerasan di sejumlah penjara. Namun ia menegaskan bahwa pihaknya kini sudah dapat mengendalikan situasi.