Dilansir dari AFP, Rabu, 27 Oktober 2021, sebuah pengadilan di Amsterdam memutuskan pada pekan ini bahwa harta bernama "Emas Scythian" harus dikembalikan ke Ukraina. Koleksi emas itu telah dipinjamkan ke Museum Allard Pierson di Amsterdam, sesaat sebelum Rusia mencaplok Krimea pada 2014.
"Belanda membuat keputusan hanya untuk menyenangkan situasi politik," kata Komite Investigasi Rusia. Moskow menegaskan, koleksi "Emas Scythian" telah disimpan "selama berdekade-dekade" di sejumlah museum Krimea.
Semenanjung Krimea merupakan daratan besar di ujung Eropa Timur, yang wilayahnya terbagi atas Ukraina dan Rusia. Luas wilayah ini diperkirakan mencapai 27 ribu kilometer persegi dan memiliki populasi lebih dari 2 juta jiwa.
Baca: Sejarah Singkat Krimea, Semenanjung yang Dua Kali Diduduki Rusia
Komite tersebut mengatakan, para penyelidik Rusia telah diinstruksikan untuk menyelidiki seputar barang-barang budaya milik Republik Krimea.
Ketua Komite Investigasi Rusia, Alexander Bastrykin, juga telah meminta para penyelidik untuk bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri di Moskow guna mempelajari secara menyeluruh kasus tersebut.
Nasib "Emas Scythian" telah menjadi bahan perdebatan hukum sejak empat museum di Krimea tersebut meluncurkan gugatan bersama tujuh tahun lalu untuk mengembalikannya dari Amsterdam.
Pada 2016, majelis rendah Belanda memutuskan bahwa "Emas Scythian" adalah bagian dari warisan budaya Ukraina dan harus dikembalikan ke Kiev, bukan kepada museum yang meluncurkan gugatan gabungan. Putusan tersebut diambil atas dasar status Krimea "yang tidak dianggap sebagai negara berdaulat."
Museum Krimea mengajukan banding atas putusan tersebut. Namun pada Selasa, Pengadilan Banding Belanda memutuskan, emas harus dikembalikan ke Ukraina sambil "menunggu stabilisasi di Krimea."
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut keputusan pengadilan Belanda sebagai kemenangan yang telah lama dinanti.
"Kami selalu mendapatkan kembali apa yang memang menjadi milik kami. Setelah 'Emas Scythian,' yang berikutnya adalah Krimea," tulis Zelensky di Twitter. (Nadia Ayu Soraya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News