"Freedom Convoy" dimulai dari gerakan menentang mandat vaksin bagi para sopir truk lintas perbatasan Kanada-Amerika Serikat. Namun kini gerakan tersebut meluas menjadi penentangan terhadap pemerintahan Perdana Menteri Justin Trudeau, terutama untuk bidang kesehatan.
"Kami sudah tidak mau lagi terkena mandat, atau intimidasi, atau hidup di sebuah penjara yang sangat besar," kata Robert, seorang pengunjuk rasa Toronto yang menolak menyebutkan nama belakangnya.
"Apa yang kami minta adalah kembali ke kehidupan normal, tanpa perlu menerima racun bernama vaksin," sambungnya, dikutip dari India Today, Minggu, 6 Januari 2022.
Demonstran telah menutup pusat kota Ottawa sejak delapan hari terakhir, dengan beberapa dari mereka mengibarkan bendera konfederasi dan Nazi. Sebagian dari mereka juga menyerukan pembubaran pemerintahan Kanada.
"Pengunjuk rasa di Ottawa telah menyampaikan maksud dan tujuan mereka. Seluruh negara sudah mendengar mereka," kata Menteri Transportasi Omar Alghabra, yang meminta demonstran untuk pulang ke rumah masing-masing dan berbicara dengan pejabat daerah setempat.
Sekitar 5 ribu orang berunjuk rasa di Ottawa, dengan ratusan lainnya berkumpul di Toronto dan Quebec City. Aksi protes ini terjadi bertepatan di saat Quebec City merayakan karnival tahunan musim dingin.
Di Toronto, sekitar 500 pekerja kesehatan dan para pendukungnya turun ke jalan dalam melakukan unjuk rasa tandingan terhadap konvoi sopir truk yang menentang mandat vaksin.
Beberapa tenaga kesehatan di Toronto mengaku mendapat imbauan dari rumah sakit untuk tidak memakai pakaian rumah sakit saat beraktivitas di ruang publik. Imbauan bertujuan untuk menghindari potensi terjadinya gangguan dari demonstran penentang vaksin.
"Kondisi di mana kami merasa takut untuk menjalankan pekerjaan kami adalah sesuatu yang sangat disayangkan," sebut dokter unit gawat darurat di Kanada, Raghu Venugopal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News