Ia menilai, kemunculan pandemi Covid-19 telah menghambat berlangsungnya dialog damai dalam upaya menyelesaikan beragam konflik yang masih berlangsung hingga saat ini.
Fransiskus khawatir pengetatan perbatasan di banyak negara akibat pandemi Covid-19 akan membuat banyak orang cenderung menghindari dialog dan kerja sama.
"Di masa pandemi seperti saat ini, kapasitas hubungan sosial kita semua benar-benar sedang diuji," tutur Fransiskus, dikutip dari The National.
"Di level internasional pun ada risiko penghindaran dialog, sebuah risiko di mana pihak-pihak tertentu cenderung memilih jalan pintas ketimbang mengambil opsi dialog," sambungnya.
Menyentuh berbagai isu politik global, Fransiskus mendoakan terciptanya perjanjian di bidang perubahan iklim, peningkatan bantuan untuk pengungsi, berakhirnya beragam konflik, dan akses vaksin Covid-19 untuk semua.
"Pesan Natal merupakan sebuah tanda harapan bagi dunia, bagi mereka yang merindukan rekonsiliasi," ungkap Fransiskus.
Fransiskus melakukan kegiatan tradisional Urbi et Orbi di Lapangan Santo Petrus di Vatikan. Acara ini dihadiri sejumlah orang dengan batasan jumlah sesuai aturan Covid-19 yang diterapkan Pemerintah Italia.
Baca: Fransiskus Gelar Misa Malam Natal di Saat Italia Catat 50 Ribu Kasus Covid-19
Dalam kegiatan itu, Fransiskus turut menyuarakan solidaritas kepada masyarakat Afghanistan yang "selama lebih dari 40 tahun telah diuji dengan konflik." Ia juga menyinggung mengenai nasib warga Suriah, Irak dan Yaman, yang menderita akibat terkena imbas perang.
Tidak lupa, Fransiskus juga melayangkan sebuah doa untuk mencegah terjadinya "wabah baru konflik di Ukraina," negara yang khawatir akan terjadinya invasi Rusia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News