"Kita telah menyiapkan pesawat dan tim evakuasi sebagai upaya antisipasi ketika nanti para WNI kita sudah bisa direlokasi, bukan hanya di titik-titik safehouse namun juga kita bawa keluar menuju Polandia atau ke Rumania," terang Judha dalam press briefing, Sabtu, 26 Februari 2022.
Ia mengatakan jika para WNI sudah sampai di Polandia atau Rumania, tim evakuasi akan menjemput dengan pesawat yang sudah disiapkan pemerintah. Menurut informasi dari otoritas Polandia, negara tersebut masih terbuka bagi warga yang ingin menyelamatkan diri dari Ukraina.
"Saat ini wilayah Polandia masih terbuka. Kami mendapat informasi dari otoritas Polandia yang disampaikan kepada kedutaan asing termasuk kepada KBRI kita yang ada di Warsawa bahwa Polandia membuka pintu perbatasan untuk para pengungsi dan kemudian bisa diizinkan masuk selama 15 hari," terangnya.
Baca: Rencana Darurat Dijalankan, WNI di Ukraina Diminta Berkumpul di KBRI
Namun, Judha mengaku belum dapat memastikan kapan tepatnya proses evakuasi tersebut dilakukan, mengingat situasi di Ukraina yang belum pasti. Dia menuturkan pemerintah terus menjalin komunikasi dengan berbagai pihak terkait untuk menjamin keamanan para WNI selama proses evakuasi.
"Kita akan lakukan (evakuasi) secepatnya, tentunya. Namun kita akan melihat situasi perkembangan di lapangan. Kita akan bergerak ketika memang sudah ada jalur aman bagi pergerakan warga negara kita menuju ke Polandia atau Rumania," tutur dia
Judha mengungkapkan jumlah WNI yang melaporkan diri sedang berada di Ukraina mencapai 153 orang. Sebanyak 82 orang sudah berkumpul di KBRI Kyiv, 25 orang di Odesa, 9 orang di Chernihiv, 4 orang di Kharkiv, dan 3 orang di Lviv. Sementara, sisanya masih tersebar di beberapa titik.
"Konsentrasi WNI kita yang terbesar adalah di Kyiv dan di Odesa. Mayoritas mereka adalah pekerja migran yang bekerja di sektor manufaktur dan hospitality. Dalam komunikasi kami dengan mereka saat ini semuanya Alhamdulillah dalam kondisi aman dan selamat, serta telah berada di beberapa titik safehouse yang telah disiapkan oleh KBRI," ungkapnya.
Guna membantu dan menemani para WNI selama menghadapi krisis di Ukraina, pemerintah juga menyediakan tim konseling psikologis yang melakukan pendampingan secara virtual atau jarak jauh.
Juru Bicara Kemlu Teuku Faizasyah menuturkan pemerintah belum berencana menutup KBRI Kyiv meski militer Rusia telah mendekat ke kota tersebut dan terjadi beberapa pertempuran terbuka. Pihak KBRI juga sudah menyampaikan ada beberapa ledakan yang bisa didengar dari kedutaan.
"Sejauh ini belum ada rencana untuk menutup atau menonaktifkan aktivitas KBRI," ujar Faiz.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News