Menurut Dubes Iwan, para dubes yang bekerja di garda depan merupakan unjuk tombak dalam membangun citra Tanah Air, dan menurutnya ini bukan pekerjaan mudah.
Para dubes berada di negara dengan corak dan ragam budaya berbeda, baik dari karekteristik masyarakat, bahasa, geopolitik sampai dengan kondisi alam harus dipelajari agar bisa mengasilkan pencapaian diplomasi konkret dan memberikan kontribusi balik untuk NKRI.
Sejak menjabat dan mendapatkan pengalaman baru sebagai Duta Besar RI, begitu besar tantangan yang harus dihadapi Dubes Iwan. Dari latar belakang sebagai seorang
entrepreneurship atau pebisnis, awalnya Dubes Iwan mengira memimpin perwakilan RI sudah cukup dengan gaya memimpin perusahaan, menggerakkan roda manajemen dengan one-way direction atau base on profit.
"Akan tetapi tidak segampang yang saya kira. Menjadi seorang dubes, kita dituntut harus banyak melahirkan ide dan kecermatan dalam mengambil keputusan harus benar dan tepat sasaran," ucap Dubes Iwan, dalam keterangan tertulis KBRI Sofia yang diterima Medcom.id, Sabtu, 19 Agustus 2023.
Dubes Iwan mengatakan bahwa dalam memimpin perusahaan, selain menjaga kualitas SDM, tujuan akhir pemimpin biasanya adalah meraih 'cuan' atau profit. Sedangkan di perwakilan RI, tujuan yang harus dicapai sangat global, di mana harus sejalan dengan visi dan misi negara.
Seorang dubes harus mampu membuat perencanaan matang dengan roadmap yang jelas dengan indikator capaian kinerja yang harus diraih, baik di bidang ekonomi, polhukam, maupun sosial dan budaya. Substansi tersebut harus mampu dijabarkan secara multi-tasking, efektif dan efisiensi karena anggaran yang ada di perwakilan RI harus di-breakdown dengan tepat secara multi kelola.
Bagi Dubes Iwan, menjadi seorang dubes dan diplomat adalah pekerjaan yang memiliki tantangan besar. Para diplomat dan dubes dituntut bekerja cerdas dan mampu melampaui tekanan ‘under pressure’ serta tahan banting, "dan kami tidak mengenal waktu '24/7' on call," sebut Dubes Iwan.
Kontestasi Politik Tanah Air
Dari apa yang dilakukan, sudah saatnya para dubes dan diplomat tersebut untuk naik kelas, berupaya untuk ambil bagian maju dalam kontestasi politik di Tanah Air, karena kepemimpinan mereka sudah tertempa dengan baik."Saya berharap sistem politik melalui partai politik kita di Tanah Air untuk bisa melirik para dubes dan diplomat agar bisa diberi ruang masuk dalam kaderisasi kepimpinan, hingga ke depan bisa menjadi nominasi calon pemimpin no 1 bangsa ini atau kepala daerah," sebut Dubes Iwan.
Menurut Dubes Iwan, mengenai konstelasi politik di Tanah Air, terdapat indikator potensi terjadinya krisis kepemimpinan. Melalui politik praktis seperti saat ini, calon yang muncul sudah dapat diprediksi, di antaranya adalah orang yang memiliki basis suara, elite partai dan publik trending. "Sedangkan menjadi pemimpin kita harus dituntut mampu melihat sesuatu dari sagala sudut pandang," tutur Dubes Iwan.
Sudah saatnya mesin politik Tanah Air melalui partai politik mulai mengubah sistem kaderisasi kepemimpinan, lanjut Dubes Iwan. Mereka harus bisa membuka ruang kaderisasi secara umum serta mengadakan kontestasi terbuka bagi seluruh kalangan dari berbagai profesi baik itu para diplomat, pengusaha, tokoh masyarakat dalam melahirkan para calon pemimpin bangsa.
"Sehingga mitos-mitos politik yang bergulir saat ini bisa terbantahkan, dan mampu memotivasi para generasi muda kita dan cita-cita awal para anak bangsa yang ingin menjadi Presiden atau orang nomor satu di negara ini bisa terealisasi dengan baik," tegas Dubes Iwan.
"Sekali lagi, saya sebagai Duta Besar RI mengucapkan Selamat Dirgahayu Kementerian Luar Negeri ke-78. Tetaplah bangga menjadi seorang diplomat karena anda adalah pekerja cerdas dan keras serta unjuk tombak bagi bangsa yang besar ini dan kedepan senantiasa mencapai target misi diplomasi dalam membantu mewujudkan Indonesia Emas 2045," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News