Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev. Foto: AFP
Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev. Foto: AFP

Rusia Diyakini Akan Mencoba Angkat Drone AS yang Jatuh di Laut Hitam

Fajar Nugraha • 16 Maret 2023 08:52
Moskow: Rusia akan mencoba untuk mengangkat puing-puing pesawat tak berawak atau drone Amerika Serikat (AS) yang jatuh ke Laut Hitam. Drone itu jatuh setelah dihantam oleh seorang pilot Rusia.
 
Rusia pun mengeluarkan langkah yang dapat semakin meningkatkan ketegangan antara Moskow dan Washington.
 
“Saya tidak tahu apakah kami dapat mengambilnya kembali atau tidak, tetapi itu harus dilakukan. Dan kami pasti akan mengusahakannya,” ujar Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev, seperti dikutip AFP, Kamis 16 Maret 2023.

“Kita harus mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan kita,” kata Patrushev.
 
Patrusev menambahkan bahwa penerbangan drone adalah bukti lain bahwa Amerika mengambil bagian dalam permusuhan di Ukraina.
 
Secara terpisah, Kepala Dinas Intelijen Rusia, SVR Sergei Naryshkin mengatakan, pihaknya memiliki kemampuan "teknis" untuk mengambil kembali drone tersebut.
 
Washington mengatakan bahwa pesawat tempur Su-27 Rusia telah membuang bahan bakar ke drone pengintai MQ-9 Reaper senilai USD32 juta lalu menabraknya, dan memaksanya jatuh ke Laut Hitam.
 
Kementerian Pertahanan Rusia menyangkal bahwa pesawat tempurnya melakukan kontak dengan pesawat tak berawak itu dan mengatakan bahwa pesawat itu jatuh karena "manuver tajam".
 
Upaya Rusia untuk memulihkan drone dapat mengobarkan situasi yang sulit.
 
"Itu belum ditemukan, dan saya tidak yakin kami akan dapat memulihkannya," kata Juru Bicara Departemen Keamanan Nasional AS John Kirby.
 
“Di mana ia jatuh ke Laut Hitam drone itu berada di air yang sangat, sangat dalam. Jadi kami masih menilai apakah ada upaya pemulihan apa pun. Mungkin tidak ada,” imbuhnya.
 
Jika Rusia akan memulihkan pesawat itu, otoritas Amerika Serikat telah mengambil tindakan pencegahan untuk memastikan bahwa kemampuan mereka untuk menarik intelijen yang berguna darinya akan terbatas, kata Kirby kepada ABC, tanpa memperluas tindakan apa yang telah mereka ambil.
 
"Konon, itu milik kami," tambah Kirby, mengatakan otoritas AS akan terus mengeksplorasi opsi pemulihan.
 
Drone MQ-9 Reaper memiliki lebar 65 kaki, dapat terbang dengan kecepatan 300 mil per jam, memiliki jangkauan 1.200 mil dan dapat membawa rudal. Ada kekhawatiran bahwa jika teknologi tersebut jatuh ke tangan Rusia, maka akan dibagikan dengan musuh AS lainnya, termasuk Iran dan mungkin Korea Utara.
 
Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mendesak Moskow untuk menghormati wilayah udara internasional.
 
"Kuncinya di sini adalah semua pihak menghormati wilayah udara internasional, dan kami mendesak Rusia untuk melakukannya," ucap Wallace di pameran pertahanan DSEI Jepang di prefektur Chiba, dekat Tokyo.
 
"Orang Amerika mengatakan mereka pikir itu tidak profesional," pungkas Wallace.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan