Berbicara dalam konferensi pers di kota metropolitan Istanbul, Kepala EMF Abdul-Wakhed Niyazov mengatakan bahwa beberapa elemen di Eropa berniat menciptakan "medan perang kedua" di Benua Biru.
"Muslim Eropa menyuarakan kehadiran mereka, dan peran mereka di Eropa semakin berkembang. Provokasi ini berusaha mengurangi peran mereka di Eropa," kata Niyazov, dikutip dari laman Anadolu Agency, Rabu, 1 Februari 2023.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ia mengatakan bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menjadi tokoh paling vokal dalam mengutuk penodaan kitab suci.
"Kami berharap negara-negara lain juga akan bereaksi. Sebagian besar mengutuk tindakan ini, tetapi itu tidak efektif," sebut Niyazov.
"Jika dunia Muslim bereaksi dan mendukung Turki, maka masalah ini akan diselesaikan dengan cepat," sambungnya.
Niyazov mengatakan sistem yang berlaku Eropa mendukung tindakan kontroversial seperti pembakaran Al-Qur'an. Oleh karenanya, pemerintah Swedia, Denmark, dan Belanda harus bertanggung jawab atas aksi pembakaran yang terjadi beberapa waktu lalu itu.
"Di banyak negara Eropa, anti-Semitisme dianggap sebagai kejahatan, tetapi Islamofobia berada di bawah 'kebebasan berbicara.' Ini adalah standar ganda," sebut Niyazov, sembari menekankan bahwa kondisi semacam ini harus diubah.
“Kami menentang pembakaran buku agama apa pun. Saya tidak bisa membayangkan seorang Muslim melakukan tindakan seperti itu. Kami, sebagai Muslim, akan selalu menentang tindakan penodaan seperti itu," tambahnya.
Rasmus Paludan, seorang politikus berkewarganegaraan Swedia-Denmark, membakar salinan Al-Qur'an di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm pada 21 Januari. Aksi itu dilakukan dengan perlindungan polisi dan izin dari otoritas Swedia.
Minggu berikutnya, Paludan membakar salinan Al-Qur'an di depan sebuah masjid di Denmark pada 27 Januari, dan mengumumkan akan melakukannya lagi setiap hari Jumat hingga Swedia dimasukkan ke dalam aliansi NATO.
Sementara itu, Edwin Wagensveld, politikus sayap kanan Belanda dan pemimpin kelompok Islamofobia Pegida, merobek halaman Al-Qur'an dan kemudian membakarnya di Den Haag pada 23 Januari.
Baca juga: Kecam Pembakaran Al-Qur'an, PM Swedia Singgung Keterlibatan 'Aktor Asing'
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id