"Bahkan saya bersedia berlutut di jalan-jalan Myanmar dan mengatakan 'hentikan kekerasan'," katanya, dilansir dari AFP, Rabu, 17 Maret 2021.
"Sekali lagi dan dengan banyak kesedihan, saya merasakan urgensi untuk berbicara mengenai situasi di Myanmar, di mana banyak orang, kebanyakan dari mereka masih muda, kehilangan nyawa mereka untuk menawarkan harapan kepada negara mereka," imbuhnya.
Paus mengatakan, biarkan dialog yang memenangkan 'pertarungan' ini. Dia berharap militer yang kini berkuasa untuk menghentikan kekerasan di sana.
"Darah tidak menyelesaikan apa pun. Dialog harus menang," tegasnya.
PBB, pada Selasa 16 Maret 2021 mengecam lonjakan kematian di Myanmar sejak kudeta 1 Februari. PBB memperingatkan bahwa pengunjuk rasa yang ditahan menghadapi penyiksaan dan ratusan orang hilang.
“Secara total, bahwa 149 orang telah tewas dalam penumpasan protes sejak 1 Februari. Tetapi jumlah sebenarnya pasti jauh lebih tinggi,” kata Juru Bicara Kantor Hak Asasi PBB Ravina Shamdasani.
Baca juga: Grup HAM: Total 202 Pedemo Myanmar Tewas Sejak Awal Kudeta
Menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), lebih dari 180 orang telah tewas, termasuk 74 orang pada Minggu saja.
Selain pembunuhan, Shamdasani memperingatkan bahwa pasukan keamanan terus menangkap dan menahan orang secara sewenang-wenang di seluruh negeri, dengan sedikitnya 2.084 orang saat ini ditahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id