"Kami tidak tahu saat ini jika vaksin kami juga mampu memberikan perlindungan melawan varian (virus) baru ini," tuturnya, dilansir dari Daily Sabah, Selasa, 22 Desember 2020.
"Tapi karena protein pada varian tersebut 99 persen sama dengan strain yang ada, BioNTech memiliki keyakinan baik atas vaksin kami," imbuhnya.
Sahin mengatakan BioNTech saat ini sedang melakukan studi lebih lanjut. Ia berharap mendapatkan kepastian dalam beberapa pekan mendatang.
Baca juga: Singapura Jadi Negara Asia Pertama Penerima Vaksin Pfizer
"Kemungkinan vaksin kami bekerja relatif tinggi," serunya.
Tidak ada bukti bahwa varian virus yang bermutasi meningkatkan keparahan penyakit. Namun, para ahli mengatakan jenis baru ini sangat cepat menular.
"Virus varian baru ini 70 persen lebih mudah menular dibanding yang ada sebelumnya. Mereka (virus) mendorong penyebaran infeksi baru dengan cepat di London, Inggris," seru Sahin.
Ia menambahkan, varian terbaru ini tidak memengaruhi profil gejala pada pasien.
Penemuan strain baru, hanya beberapa bulan sebelum vaksin diharapkan tersedia secara luas. Seperti menabur kepanikan baru dalam pandemi yang sudah menewaskan lebih dari 1,7 juta jiwa di seluruh dunia.
Varian baru virus ini juga ditemukan beberapa hari setelah Inggris menerima dosis awal vaksin covid-19 yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
