Penemuan tersebut ditambah bukti yang berkembang bahwa kebanyakan orang yang diimunisasi dengan vaksin mRNA mungkin tidak memerlukan booster. Asalkan, virus dan variannya tidak berkembang jauh melampaui bentuknya saat ini.
Bahkan, kemungkinan orang yang sembuh dari covid-19 sebelum divaksinasi bisa saja tidak memerlukan booster walaupun virus tersebut melakukan transformasi signifikan.
"Ini pertanda baik untuk seberapa tahan lama kekebalan kita dari vaksin," ucap Profesor Ali Ellebedy, ahli imunologi di Washington University, dilansir dari Straits Times, Selasa, 29 Juni 2021.
Ellebedy memimpin penelitian tersebut yang diterbitkan dalam jurnal Nature. Studi tersebut tidak termasuk vaksin Johnson & Johnson, namun Ellebedy memperkirakan respons imun dari vaksin tersebut kurang tahan lama dibandingkan yang diproduksi oleh vaksin mRNA.
Ia dan rekan-rekannya melaporkan, orang yang sembuh dari covid-19, sel-sel kekebalan yang mengenali virus tersebut akan diam di sumsum tulang setidaknya selama delapan bulan setelah infeksi.
Sebuah studi oleh tim lain menunjukkan mengenai sel memori B yang terus matang dan menguat setidaknya satu tahun setelah infeksi. Berdasarkan temuan itu, para peneliti mengatakan kekebalan dapat bertahan selama beberapa tahun - bahkan mungkin seumur hidup - pada orang yang terinfeksi covid dan kemudian divaksinasi.
Baca juga: Studi: Vaksin AstraZeneca Sangat Efektif Melawan Varian Delta Covid-19
Ellebedy dan rekan-rekannya merekrut 41 orang, termasuk delapan orang dengan riwayat infeksi virus yang diimunisasi dengan dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech. Tim menemukan, 15 pekan setelah dosis pertama vaksin, pusat germinal masih sangat aktif di semua peserta, dan jumlah sel memori yang mengenali virus korona tidak menurun.
"Fakta bahwa reaksi berlanjut selama hampir empat bulan setelah vaksinasi - itu pertanda yang sangat, sangat bagus," katanya.
Berapa lama tepatnya perlindungan dari vaksin mRNA akan bertahan sulit diprediksi. Dengan tidak adanya varian bertransformasi signifikan, secara teori, kekebalan bisa bertahan seumur hidup. Sayangnya, virus ini jelas berkembang.
Varian Delta disebut-sebut yang paling menular sejauh ini. Varian ini pertama kali ditemukan di India.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News