Sejak enam hari terakhir, petugas pemadam berusaha keras memadamkan kebakaran hutan yang berkobar di Bodrum dan sejumlah wilayah lainnya di wilayah pesisir selatan Turki.
Diperparah tiupan angin kencang dan temperatur tinggi, kebakaran hutan di sejumlah wilayah Turki sejak Rabu pekan kemarin telah menewaskan delapan orang.
Warga lokal dan turis telah dievakuasi dari beberapa resor dekat area kebakaran hutan. Mereka pergi dengan menggunakan mobil, truk, atau kapal kecil.
Banyak warga desa di Turki kehilangan rumah atau hewan ternak mereka. Selama proses evakuasi, mereka mengalami sesak napas akibat menghirup asap kebakaran hutan.
Secara keseluruhan, menurut keterangan Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu, total 10 ribu orang telah dievakuasi dari ancaman kebakaran hutan di provinsi Mugla. Sanli, yang sebelumnya telah melarikan diri, kembali ke desa Bozalan dan melihat rumahnya sudah terbakar habis.
"Properti memang bagian penting dari kehidupan, tapi nyawa lebih berharga," ucap Sanli, dilansir dari laman stuff.co.nz, Selasa, 3 Agustus 2021.
Menteri Pertanian dan Kehutanan Turki Bekir Pakdemirli mengatakan via Twitter bahwa pihaknya masih berusaha memadamkan sembilan titik kebakaran hutan di provinsi Antalya dan Mugla.
Beberapa titik api lainnya terpantau ada di provinsi Isparta, Denizli, Izmir, dan Adana.
Baca: Tak Ada WNI Jadi Korban dan Terkena Dampak Kebakaran Hutan Turki
Kebakaran hutan lainnya di Tunceli di tenggara Turki dikabarkan telah berhasil dikendalikan pada Senin kemarin. Secara keseluruhan, 137 kebakaran hutan di lebih dari 30 provinsi di Turki yang berkobar sejak Rabu kemarin telah berhasil dipadamkan.
"Dalam beberapa hari terakhir, temperatur udara di atas 40 derajat Celcius. Tiupan angin sangat kencang, dan kelembapan udara sangat rendah," sebut Pakdemirli.
"Kami terus berjuang di tengah situasi sulit ini," sambungnya.
Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah memantau langsung beberapa area terdampak kebakaran hutan.
Ia menjanjikan kompensasi dana bagi semua warga terdampak kebakaran hutan, termasuk untuk biaya rekonstruksi bangunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News