Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu sarankan komunitas internasional pelan-pelan dalam mengakui Taliban. Foto: AFP.
Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu sarankan komunitas internasional pelan-pelan dalam mengakui Taliban. Foto: AFP.

Turki Tak Mau Buru-Buru Mengakui Kekuasaan Taliban di Afghanistan

Marcheilla Ariesta • 07 September 2021 21:36
Ankara: Turki mengatakan tidak perlu terburu-buru dalam mengakui kekuasaan Taliban di Afghanistan. Saat ini, Ankara masih mengadakan diskusi mengenai pengoperasian bandara strategis Kabul.
 
Dalam sebuah wawancara televisi, Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu menyuarakan catatan kehati-hatian hubungan masa depan Turki dengan Taliban.
 
"Pemerintah Afghanistan yang baru harus inklusif. Perempuan dan berbagai kelompok etnis harus diberikan jabatan menteri," ucap Cavusoglu, dilansir dari AFP, Selasa, 7 September 2021.

Taliban mengklaim kendali penuh atas Afghanistan dengan mengatakan telah memenangkan pertempuran untuk merebut Lembah Panjshir. Namun, menurut Cavusoglu, masyarakat internasional harus menunggu dan melihat sebelum mengakui aturan Taliban.
 
"Tidak perlu terburu-buru. Ini saran kami kepada seluruh dunia. Kita harus bertindak bersama dengan komunitas internasional," imbuhnya.
 
Turki telah mengadakan pembicaraan dengan Taliban di Kabul terkait bantuan mengoperasikan bandara. Mereka juga maish memiliki kehadiran diplomatik di Afghanistan.
 
Baca juga: Biden Tegaskan Pengakuan AS terhadap Taliban 'Masih Sangat Jauh'
 
Cavusoglu mengatakan Turki bekerja sama dengan Qatar dan Amerika Serikat dengan syarat bandara dapat dibuka kembali untuk penerbangan reguler yang diperlukan dalam mengirimkan bantuan kemanusiaan, mengevakuasi warga sipil dan membangun kembali misi diplomatik di Kabul.
 
Namun dia mengatakan keamanan tetap menjadi masalah utama. Cavusoglu menekankan bahwa penerbangan komersial tidak akan pernah dapat dilanjurkan sampai maskapai merasa kondisinya cukup aman.
 
"Dalam pandangan saya, pasukan Taliban atau Afghanistan dapat memastikan keamanan di luar bandara," kata Cavusoglu.
 
"Tapi di dalam, bisa jadi ada perusahaan keamanan yang dipercaya masyarakat internasional atau semua perusahaan lain," imbuh dia.
 
"Bahkan jika maskapai penerbangan, termasuk Turkish Airlines, ingin terbang ke sana, perusahaan asuransi tidak akan mengizinkannya," pungkasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan