Para mantan presiden AS ini berharap kampanye kesadaran tersebut menjadi pesan yang kuat untuk meyakinkan publik.
Kepala staf Presiden Bush, Freddy Ford mengatakan, bosnya telah menghubungi Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, Anthony Fauci, dan Koordinator Satgas Covid-19 Gedung Putih Deborah Birx untuk membantu mempromosikan vaksin.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Beberapa minggu lalu, Presiden Bush meminta saya untuk memberitahu Dr. Fauci dan Dr. Birx bahwa ketika waktunya tepat, ia ingin melakukan segala hal yang bisa membantu mendorong warga agar mendapat vaksinasi," tutur Ford.
Hal senada juga disampaikan juru bicara Clinton, yang menyebutkan sang mantan presiden juga bersedia untuk diimunisasi di tempat umum sebagai langkah promosi.
"Presiden Clinton pasti akan mengambil vaksin segera setelah tersedia untuknya, berdasarkan prioritas yang ditentukan oleh pejabat kesehatan masyarakat. Dan dia akan melakukannya di tempat umum jika itu akan membantu mendesak semua warga AS melakukan hal yang sama," seru Angel Urena, dilansir dari CNN, Kamis, 3 Desember 2020.
Sementara itu, Presiden Obama dalam sebuah wawancara mengatakan, jika Fauci mengatakan vaksin covid-19 aman, maka ia akan percaya.
"Jika Anthony Fauci memberitahu saya bahwa vaksin ini aman, dan dapat mengimunisasi Anda untuk mencegah tertular virus, tentu saya akan melakukannya," tutur Obama.
"Saya berjanji kepada Anda bahwa jika dibuat untuk orang-orang yang berisiko rendah, saya akan bersedia disuntik (vaksin),” imbuh dia.
Obama berjanji ia akan mempublikasikan dirinya saat disuntik vaksin nanti. Tujuannya agar masyarakat AS yakin jika vaksin itu aman.
Sebanyak dua perusahaan farmasi AS yang mengembangkan vaksin covid-19, Pfizer dan Moderna mengatakan vaksin mereka efektif lebih dari 95 persen. Pfizer, bekerja sama dengan perusahaan Jerman, BioNTech, bahkan sudah mendapat izin dari regulator obat dan makanan Inggris.
Vaksin yang dikembangkan dua perusahaan AS ini diharapkan mampu membawa perubahan dari pandemi covid-19 yang telah menginfeksi puluhan juta orang di seluruh dunia ini.
(FJR)