Tidak hanya itu, Macron juga dikecam karena pernah mengatakan bahwa Islam adalah "agama yang sedang berada dalam krisis."
"Perwakilan dari partai-partai politik di Majelis Nasional Agung Turki mengecam keras pernyataan provokatif, menghina, dan berbahaya dari Presiden Prancis Emmanuel Macron terhadap Islam, Nabi Muhammad, dan juga umat Muslim," ungkap deklarasi gabungan tersebut, dikutip dari laman Yeni Safak pada Rabu, 28 Oktober 2020.
"Kami menyerukan opini para pemimpin global, politisi, filsuf, dan lainnya dalam mengadopsi sikap akal sehat dan perdamaian dalam melawan sikap buruk (Macron) ini," sambungnya.
Kartun Nabi Muhammad buatan Charlie Hebdo telah memicu banyak kontroversi di Prancis. Pada 2015, kantor majalah tersebut diserang dan berujung pada tewasnya sejumlah staf.
Pada pertengahan Oktober, seorang guru bernama Samuel Paty dipenggal karena telah memperlihatkan kartun Nabi Muhammad dalam pelajaran kebebasan berekspresi.
Macron mengecam pemenggalan Paty, dan menegaskan bahwa kartun Nabi Muhammad buatan Charlie Hebdo merupakan bentuk dari kebebasan berekspresi. Ia bertekad akan melindungi nilai kebebasan itu di Prancis.
Sejumlah pemimpin dari negara mayoritas Muslim seperti Turki, Iran, dan Pakistan telah mengecam keras sikap Macron. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bahkan pernah menyarankan Macron menjalani "pemeriksaan mental" atas sikapnya terhadap Islam.
Baca: Erdogan Sebut Macron Butuh Pemeriksaan Mental
Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov juga mengecam Macron, dan menyebut sikap seperti itu justru dapat menginsiprasi, atau bahkan mendorong pemuda ke dalam terorisme.
Selain kecaman, sikap Macron juga berujung pada seruan sejumlah negara untuk memboikot produk-produk buatan Prancis. Istana Elysee di Paris telah mengecam seruan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id