Ketua Kajian AS Universitas Indonesia, Suzie Sudarman menuturkan Biden akan mengambil pendekatan yang lebih soft untuk Tiongkok. Namun, bukan berarti perang dagang akan usai begitu saja.
"Tetap (perang dagang) tapi akan berkurang, lebih soft ya," ucapnya kepada Medcom.id.
Menurut Suzie, perang dagang merupakan salah satu hal yang diamati publik Amerika Serikat. Melihat kekacauan di Capitol kemarin, bukan berarti masyarakat AS akan tinggal diam jika perang dagang dengan AS berhenti.
"Jika berhenti, ya Joe Biden akan kena masalah dari warga Amerika," ujar Suzie.
Meminjam istilah Presiden Barack Obama, hubungan AS-Tiongkok adalah strategic reassurance, yaitu saling menguntungkan.
"Tapi kalau sampai Biden meninggalkan sanksi kepada Tiongkok akan susah, karena rakyat AS sekarang sedang 'gila' dan menganggap Trump sebagai penyelamat. Ini teknik kapitalis," ungkapnya.
Baca: AS Dirundung Masalah, Bagaimana Nasib Pelantikan Biden?
Oleh karenanya, Biden telah memilih Kurt Campbell sebagai pemangku kebijakan untuk Asia. Campbell merupakan veteran pemerintahan Barack Obama.
Juru bicara transisi Biden mengatakan, tugas Campbell nantinya adalah membantu mengatur kebijakan AS untuk Asia, termasuk hubungan dengan Tiongkok.
Campbell, diplomat tertinggi AS untuk Asia di bawah pemerintahan Presiden Barack Obama, dianggap sebagai arsitek dari strategi 'poros ke Asia' AS. Ia juga menjadi penyeimbang kembali sumber daya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News