Wakil Tetap Rusia untuk PBB, Duta Besar Vassily Nebenzia. Foto: AFP
Wakil Tetap Rusia untuk PBB, Duta Besar Vassily Nebenzia. Foto: AFP

Dituduh Bantai Warga Ukraina di Bucha, Dubes Rusia: Tidak Ada Saksi Mata

Fajar Nugraha • 06 April 2022 10:05
New York: Setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berpidato di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) dan menuduh Rusia melakukan pembantaian di Bucha, Negeri Beruang Merah pun bereaksi. Menurutnya tidak ada saksi yang menyebutkan Rusia melakukan hal itu.
 
Tanggapan ini disampaikan oleh Wakil Tetap Rusia untuk PBB, Duta Besar Vassily Nebenzia. Nebenzia menyebutkan tak ada konfirmasi dari tuduhan Zelensky itu.
 
Baca: Presiden Ukraina Sebut Pasukan Rusia Membunuh Demi Kesenangan.

“Moskow menempatkan pada hati nurani Anda tuduhan tidak berdasar terhadap militer Rusia, yang tidak dikonfirmasi oleh saksi mata,” ujar Nebenzia di pertemuan DK PBB, seperti dikutip AFP, Rabu 6 April 2022.
 
Setidaknya satu saksi mengatakan kepada AFP menyaksikan tentara Rusia menembak seorang pria dengan darah dingin di Bucha.
 
Rusia telah mengklaim bahwa gambar yang disajikan oleh pihak berwenang Ukraina untuk menunjukkan telah terjadi pembantaian di Bucha adalah palsu. Kremlin menyebutkan kematian terjadi setelah tentara Rusia ditarik keluar dari daerah tersebut.
 
Namun Rusia juga belum memberikan bukti. Sementara citra satelit telah menunjukkan mayat di sana selama berminggu-minggu, sebelum Moskow menarik pasukannya dari kota.
 
Namun demikian, Nebenzia mengulangi klaim tersebut, mengatakan kepada dewan: "Anda hanya melihat apa yang mereka tunjukkan kepada Anda. Anda tidak dapat mengabaikan inkonsistensi mencolok dalam versi peristiwa yang dipromosikan oleh media Ukraina dan Barat."
 
Dia juga membantah tuduhan Zelensky tentang deportasi massal. “Sejak invasi dimulai, lebih dari 600.000 orang telah dievakuasi ke Rusia, termasuk lebih dari 119.000 anak-anak,” kata Nebenzia.
 
“Evakuasi itu sukarela, bukan pemaksaan atau penculikan,” tegasnya.
 
Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, memicu kemarahan di seluruh dunia dan menggusur jutaan warga Ukraina.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan