Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (AFP)
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (AFP)

Turki Diserang Roket dari Suriah, Erdogan: Kami akan Membalasnya

Marcheilla Ariesta • 21 November 2022 22:27
Ankara: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sedang mempertimbangkan untuk melakukan serangan udara dan meluncurkan operasi darat di Suriah. Hal ini akan dilakukan menyusul serangan roket mematikan di sebuah kota perbatasan Turki.
 
Erdogan juga memperbarui peringatan bahwa mereka yang menyerang Turki akan membayar mahal, sehari setelah pasukan Ankara melancarkan serangan udara ke pangkalan-pangkalan kelompok Kurdi di Suriah utara dan Irak.
 
"Tidak diragukan lagi bahwa operasi ini hanya terbatas pada operasi udara," kata Erdogan kepada wartawan saat kembali ke Turki dari Qatar di mana ia menghadiri pembukaan Piala Dunia FIFA.

"Otoritas yang kompeten, kementerian pertahanan dan kepala staf kami akan bersama-sama memutuskan tingkat kekuatan yang harus digunakan oleh pasukan darat kami," kata Erdogan, dilansir dari RFI, Senin, 21 November 2022.
 
"Kami telah memperingatkan bahwa kami akan membuat mereka yang melanggar wilayah kami membayarnya," tambahnya.
 
Erdogan berbicara setelah serangan roket dari wilayah Suriah menewaskan setidaknya tiga orang, termasuk seorang anak, di sebuah kota perbatasan Turki. Serangan itu terjadi sehari setelah Turki melakukan serangan udara terhadap pangkalan kelompok militan Kurdi di Suriah utara dan Irak yang katanya digunakan untuk melancarkan serangan "teroris" di tanah Turki.
 
Serangan semalam menargetkan posisi yang dipegang oleh pasukan Kurdi Suriah di utara dan timur laut Suriah menewaskan sedikitnya 31 orang. Hal ini diungkapkan kelompok pemantau yang berbasis di Inggris, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR).
 
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi, di antara mereka yang diserang, mengatakan Turki meluncurkan serangan udara baru. Serangan Turki, dengan nama sandi Operasi Cakar-Pedang, terjadi seminggu setelah ledakan di pusat Istanbul menewaskan enam orang dan melukai 81 orang.
 
Sementara itu, Ankara menyalahkan serangan itu pada Partai Pekerja Kurdistan (PKK). Mereka mengatakan, ledakan itu paling mematikan dalam lima tahun.
 
Serangan tersebut menghidupkan kembali kenangan pahit dari gelombang serangan nasional antara 2015 dan 2017.
 
PKK melancarkan pemberontakan berdarah di sana selama beberapa dekade dan ditetapkan sebagai kelompok teror oleh Ankara dan sekutu Baratnya. Namun pihaknya membantah terlibat dalam ledakan di Istanbul.
 
Baca:  31 Orang Tewas dalam Serangan Udara Turki di Suriah
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan