Seorang pria berjalan melewati televisi yang menayangkan peluncuran rudal balistik Korut di Tokyo, Jepang, 4 Oktober 2022. (AFP PHOTO/JIJI Press/Richard A. Brooks)
Seorang pria berjalan melewati televisi yang menayangkan peluncuran rudal balistik Korut di Tokyo, Jepang, 4 Oktober 2022. (AFP PHOTO/JIJI Press/Richard A. Brooks)

AS Janji Lindungi Jepang dan Korsel dari Rudal Korut

Marcheilla Ariesta • 04 Oktober 2022 15:04
Washington: Amerika Serikat (AS) mengutuk peluncuran rudal balistik terbaru oleh Korea Utara (Korut) yang sempat terbang melintasi langit Jepang. AS menilai langkah tersebut sebagai tindakan "berbahaya dan sembrono."
 
Negeri Paman Sam berjanji akan membela Korea Selatan dan Jepang dengan seluruh kekuatan. Meski demikian, AS tetap membuka diri untuk memulai dialog dengan Korea Utara.
 
"Tindakan ini mendestabilisasi dan menunjukkan pengabaian terang-terangan DPRK (nama resmi Korut) terhadap resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan norma-norma keselamatan internasional," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Adrienne Watson, dilansir dari Channel News Asia, Selasa, 4 Oktober 2022.

Ia mengatakan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan telah berbicara dengan rekan-rekannya dari Jepang dan Korea Selatan untuk membahas tanggapan bersama yang tepat dan kuat.
 
Sullivan memperkuat komitmen "kuat" AS terhadap pertahanan Jepang dan Korea Selatan, dan mengatakan bahwa Washington akan melanjutkan upaya membatasi kemampuan Korea Utara terkait program senjata terlarangnya.
 
Rudal yang ditembakkan Korea Utara pada Selasa pagi adalah kali pertama terbang di atas langit Jepang dalam lima tahun terakhir. Tembakan rudal ini memicu pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan kepada para penduduknya untuk berlindung, terutama bagi mereka yang tinggal di Hokkaido dan Aomori.
 
Peluncuran rudal Korut juga memicu penangguhan sementara operasional kereta api di wilayah utara Jepang.
 
Daniel Kritenbrink, asisten sekretaris Kementerian Luar Negeri AS untuk urusan Asia Timur dan Pasifik, mengatakan bahwa Tiongkok perlu berbuat lebih banyak untuk melawan penghindaran sanksi Korea Utara. Ia menambahkan, Beijing dan Rusia harus bekerja untuk menutup jaringan pengadaan barang Pyongyang.
 
"Kegagalan Tiongkok dan Rusia untuk memenuhi kewajiban mereka dapat membuat DPRK berani merongrong Dewan Keamanan PBB, tatanan berbasis aturan internasional dan rezim non-proliferasi global," katanya.
 
Kritenbrink mengatakan bahwa membujuk Korea Utara untuk melakukan denuklirisasi harus menjadi suatu bidang kerja sama dengan Tiongkok.
 
Baca:  Duh! Warga Jepang Diminta Mengungsi Gegara Korut Tembakkan Rudal Balistik
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan