Delapan dari bayi tersebut meninggal dunia dengan sebagian besar kematian dilaporkan di Prancis setelah alami gagal organ dan sepsis.
“Ini dianggap tidak biasa karena kerusakan yang sangat cepat dan tingkat kematian terkait kasus di antara bayi yang terkena dampak,” ujar juru bicara WHO, mengutip dari NBC, Minggu, 9 Juli 2023.
Sementara itu, setidaknya ada 26 kasus echovirus-11 telah diidentifikasi pada awal tahun 2022, dan setengah dari kasus baru akibat virus tersebut baru dilaporkan lagi sejak akhir musim semi tahun 2023.
"Kebanyakan enterovirus menyebabkan penyakit yang sangat ringan pada anak-anak yang mereka infeksi," kata Dr. Mike Ryan, direktur eksekutif program kedaruratan kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia.
Baca juga: WHO: Dunia Harus Bersiap Hadapi Virus yang Lebih Mematikan dari Covid-19 |
Enterovirus merupakan salah satu penyakit yang sangat mempengaruhi bayi baru lahir, dimana sistem kekebalan tubuhnya belum cukup matang untuk melawan infeksi.
Selain itu, echovirus sendiri diketahui dapat disebarkan melalui kotoran atau hanya dengan menghirup tetesan pernapasan, virus ini biasanya akan hidup di sistem pencernaan.
Meskipun enterovirus umum terjadi, kasus sepsis enteroviral neonatal secara historis jarang terjadi. Tetapi karena pandemi membuang semua aktivitas virus, kekhawatirannya adalah mungkin ada lonjakan enterovirus yang lebih besar musim panas ini.
Ketika lebih banyak enterovirus beredar di komunitas, kemungkinan bayi baru lahir terinfeksi meningkat. Oleh sebab itu, peran dokter anak sangatlah penting bagi untuk mewaspadai potensi penyakit parah pada bayi baru lahir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News