Sebelumnya, CNN dan Wall Street Journal sama-sama melaporkan bahwa Tiongkok berencana membangun stasiun mata-mata di Kuba untuk mengawasi komunikasi elektronik di seluruh Amerika Serikat (AS) tenggara.
Menanggapi laporan itu, Blinken mengatakan bahwa rencana pembangunan fasilitas pengawasan tersebut merupakan bagian dari upaya global Tiongkok untuk memperluas kehadirannya di luar negeri. Ia pun mengaku, upaya AS untuk mengatasi hal itu sejak pemerintahan Presiden Joe Biden pada Januari 2021 telah membuahkan hasil.
"Para ahli kami menilai bahwa upaya diplomatik kami telah memperlambat upaya ini oleh RRC," kata Blinken, dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 13 Juni 2023.
Lebih lanjut, Blinken menuturkan bahwa pemerintahan mantan presiden Donald Trump telah mengetahui pangkalan intelijen Tiongkok di Kuba serta sudah melakukan beberapa upaya untuk mengatasinya. Namun, menurut dia, upaya untuk mengatasi hal itu "tidak membuat kemajuan yang cukup.”
Ke depannya, kata Blinken, pejabat administrasi di bawah pemerintahan Biden akan diberi arahan untuk mengatasi upaya Tiongkok dalam memperluas kekuatan militernya.
“Upaya Tiongkok meliputi memperluas logistik, pangkalan, pengumpulan infrastruktur luar negeri mereka yang memungkinkan mereka untuk memproyeksikan dan mempertahankan kekuatan militer pada jarak yang lebih jauh, termasuk pembangunan pangkalan intelijen di Kuba,” terangnya.
Blinken menambahkan bahwa Biden telah memerintah pemerintahannya untuk mengambil pendekatan yang lebih langsung. Upaya ini pun termasuk melibatkan pemerintah yang tengah mempertimbangkan untuk menampung pangkalan Tiongkok dan bertukar informasi dengan mereka.
"Kami telah melaksanakan pendekatan itu secara diam diam (dan) hati-hati. Saya tidak dapat menjelaskan setiap langkah yang kami ambil, tetapi strateginya dimulai dengan diplomasi," pungkas Blinken. (Arfinna Erliencani)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News