"Kami masih mengevaluasi data intelijen mengenai tuduhan adanya agen GRU yang terlibat dalam aktivitas buruk terhadap AS dan pasukan koalisi di Afghanistan," kata juru bicara Pentagon Jonathan Hoffman, merujuk pada akronim dari badan intelijen Rusia.
"Sejauh ini, Kementerian Pertahanan tidak memiliki bukti untuk memvalidasi tuduhan yang muncul dalam sebuah laporan tersebut. Tapi terlepas dari itu, kami selalu memastikan keselamatan dan keamanan seluruh pasukan kami di Afghanistan atau di seluruh dunia," sambungnya, dikutip dari laman Sputnik, Selasa 30 Juni 2020.
Jumat kemarin, New York Times merilis sebuah artikel yang mengutip beberapa pejabat intelijen AS yang mengklaim bahwa Presiden Donald Trump telah mendapat informasi seputar uang imbalan Rusia untuk Taliban, namun tidak melakukan apapun.
Rusia dan Taliban sama-sama membantah tuduhan New York Times. Trump juga membantahnya, dan menegaskan bahwa ia dan Wakil Presiden Mike Pence sama-sama tidak menerima informasi seputar GRU yang diduga mengiming-imingi uang imbalan kepada Taliban.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Nancy Pelosi juga mengaku tidak mendapat informasi apapun mengenai hal tersebut. Ia pun meminta agar semua anggota Kongres AS mendapat informasi tersebut jika memang laporan New York Times terbukti benar.
Joe Biden, kandidat calon presiden AS dari Partai Demokrat, mengecam Trump terkait laporan tersebut. Ia mengatakan jika artikel New York Times terbukti benar, maka Trump dianggap telah berkhianat terhadap negara karena tidak melakukan apapun untuk melindungi pasukan AS di luar negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News