Konsulat Tiongkok di Houston, diberi waktu 72 jam oleh pemerintah Amerika Serikat untuk ditutup. Foto: AFP
Konsulat Tiongkok di Houston, diberi waktu 72 jam oleh pemerintah Amerika Serikat untuk ditutup. Foto: AFP

Batas Waktu 72 Jam Bagi Tiongkok Tutup Konsulat di Houston

Fajar Nugraha • 23 Juli 2020 07:57
Beijing: Amerika Serikat (AS) memberi Tiongkok waktu 72 jam untuk menutup konsulatnya di Houston di tengah tuduhan mata-mata. Konflik terbaru menandai kemunduran dramatis dalam hubungan antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia.
 
Baca: Kantor Konsulat Tiongkok di Houston Dipaksa Tutup.
 
Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyebut langkah itu "eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya" dan mengancam akan melakukan pembalasan yang tidak ditentukan. Juru bicara Kementerian Hua Chunying mengatakan Kedutaan Besar China di Amerika Serikat telah menerima ‘ancaman bom dan pembunuhan’ karena ‘noda dan kebencian’ yang dipancarkan oleh Washington.

"AS harus mencabut keputusannya yang salah. Tiongkok pasti akan bereaksi dengan tindakan tegas,” ujar Hua Chuncying, melalui Twitter, seperti dikutip Channel News Asia, Kamis 23 Juli 2020.
 
Sementara sebagai pembalasan, Partai Komunis di Beijing sedang mempertimbangkan untuk menutup konsulat AS di pusat kota Wuhan sebagai pembalasan.
 
Kementerian Luar Negeri AS mengatakan misi Tiongkok di Houston ditutup "untuk melindungi kekayaan intelektual Amerika dan informasi pribadi Amerika".
 
Langkah ini dilakukan menjelang pemilihan Presiden AS November, di mana Presiden Donald Trump dan saingan Demokratnya, Joe Biden, keduanya berusaha terlihat tangguh dalam menanggapi Tiongkok.
 
Berbicara dalam kunjungan ke Denmark, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengulangi tuduhan tentang pencurian Tiongkok atas kekayaan intelektual AS dan Eropa. Menurut Pompeo tindakan Tiongkok menelan biaya ‘ratusan ribu pekerjaan.’
 
Sementara tidak memberikan rincian tentang konsulat Houston, Pompeo merujuk pada dakwaan Kementerian Kehakiman AS pada Selasa atas dua warga negara Tiongkok atas apa yang disebutnya tindakan mata-mata di dunia maya selama satu dekade. Keduanya didakwa telah menargetkan kontraktor pertahanan, peneliti covid-19 dan ratusan korban lainnya di seluruh dunia.
 
"Presiden Trump telah mengatakan: 'Cukup. Kami tidak akan membiarkan ini terus terjadi,'" kata Pompeo kepada wartawan.
 
"Itulah tindakan yang menurut Anda diambil oleh Presiden Trump, kami akan terus terlibat dalam hal ini,” tegas Pompeo.
 
Senator Republik Marco Rubio, penjabat ketua Komite Intelijen Senat, menggambarkan konsulat Houston di Twitter sebagai "simpul pusat dari jaringan mata-mata dan pengaruh besar Partai Komunis di Amerika Serikat".
 
The New York Times mengutip diplomat top AS untuk Asia Timur, David Stilwell, yang mengatakan bahwa konsulat Houston berada di ‘pusat’ upaya tentara Tiongkok untuk memajukan keunggulan perangnya dengan mengirim siswa ke universitas-universitas AS.
 
"Kami mengambil langkah praktis untuk mencegah mereka melakukan itu," kata Stilwell kepada the New York Times.

Konsulat jadi sasaran


Seorang diplomat Tiongkok, yang berbicara dengan syarat anonim, membantah tuduhan mata-mata itu. Menurutnya mengatakan misi Houston bertindak seperti konsulat Negeri Tirai Bambu lainnya di Amerika Serikat, seperti  mengeluarkan visa, mempromosikan kunjungan dan bisnis. Tidak jelas mengapa Houston menjadi sasaran.
 
Hubungan antara Amerika Serikat dan Tiongkok telah memburuk dengan tajam tahun ini karena berbagai masalah, mulai dari virus korona dan pembuat peralatan telekomunikasi Huawei hingga klaim teritorial Tiongkok di Laut China Selatan dan penindasan terhadap Hong Kong.
 
Jonathan Pollack, seorang ahli Asia Timur dengan think tank Brookings Institution, mengatakan ia tidak bisa memikirkan apa pun yang ‘setara’ dengan memburuknya hubungan sejak AS dan Tiongkok membuka hubungan diplomatik penuh pada 1979.
 
"Pemerintahan Trump tampaknya memandang tindakan terakhir ini sebagai amunisi politik dalam kampanye presiden. Itu bagian dari perlombaan administrasi ke dasar melawan Tiongkok,” ungkap Pollack.
 
Petugas pemadam kebakaran pergi ke konsulat setelah asap terlihat. Dua pejabat pemerintah AS mengatakan mereka memiliki informasi bahwa dokumen sedang dibakar di sana.
 
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan konsulat itu beroperasi secara normal. Sedangkan pemerintah AS menegaskan menutup konsulat itu ‘sepenuhnya dibenarkan’ oleh intelijen rahasia.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan