Presiden AS Donald Trump. (Foto: AFP).
Presiden AS Donald Trump. (Foto: AFP).

Trump Salahkan Eks Penasihat Atas Gagalnya Perundingan Korut

Marcheilla Ariesta • 19 Juni 2020 18:58
Washington: Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyalahkan mantan penasihat keamanan nasionalnya, John Bolton, atas kegagalan perundingan dengan Korea Utara. Pernyataannya disampaikan menanggapi isu buku yang ditulis Bolton.
 
Dilansir dari Yonhap News Agency, Jumat 19 Juni 2020, Bolton baru saja menulis buku berjudul The Room Where It Happened. Dalam bukunya, Bolton menyebut Trump meminta bantuan Presiden Tiongkok Xi Jinping, secara pribadi untuk membantu memenangkannya dalam pemilihan presiden pada November mendatang.
 
Bolton juga menyebut Trump mendukung Tiongkok membangun kamp konsentrasi bagi etnis minoritas Muslim Uighur. Dukungan itu, kata Bolton dilontarkan Trump untuk memuluskan permintaan terkait bantuan pemilu kepada Xi.

Trump membantahnya yang disampaikan Bolton dalam bukunya. Menurut Trump, buku Bolton merupakan kumpulan kebohongan dan cerita yang dibuat-buat.
 
Dia juga menyalahkan Bolton atas keretakan kembali hubungan dengan Korea Utara. "Ketika John Bolton melanjutkan Deface the Nation (sebuah acara televisi) dan dengan bodohnya dia menyarankan 'Model Libya' untuk Korea Utara, semua terjadi," tutur Trump di akun Twitter pribadinya.
 
Bolton diwawancara dalam dprogram itu pada April 2018 lalu. Model Libya artinya memaksa Korea Utara melucuti program rudal nuklir dan balistiknya, lalu mereka menerima konsesi sebagai imbalan.
 
Menurut Trump, hubungannya dengan Kim awalnya berjalan sangat baik. Namun, hubungan baik itu dirusak oleh pernyataan Bolton.
 
 Trump mengatakan Kim tidak menginginkan Bolton berada di dekatnya. Pernyataan Bolton, ujar Trump, merusak hubungan kedua negara hingga saat ini.
 
"Saya mundur ketika Bolton berbicara mengenai model Libya, dan dia melakukan kesalahan. Begitu dia menyebutkan kata itu, sungguh ini adalah bencana," seru Trump.
 
Korea Utara sejak lama menolak mengikuti model Libya. Mereka tidak ingin bernasib seperti eks pemimpin Libya, Muammar Khaddafi yang menyerahkan program senjata pemusnah massal pada 2003.
 
Bolton sudah keluar dari jabatannya pada September 2019. Dia keluar karena berselisih paham dengan Trump, termasuk masalah Korea Utara.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan