Vaksin covid-19 buatan Pfizer-BioNTech. (AFP)
Vaksin covid-19 buatan Pfizer-BioNTech. (AFP)

Studi Spanyol: Vaksinasi Gabungan Pfizer dan AstraZeneca Efektif

Willy Haryono • 19 Mei 2021 13:39
Madrid: Memvaksinasi individu yang telah menerima suntikan AstraZeneca dengan vaksin Pfizer relatif aman dan efektif, menurut hasil awal sebuah studi di Spanyol pada Selasa, 18 Mei. Dalam uji klinis berskala kecil pimpinan Institut Kesehatan Carlos III, penggabungan dua vaksin tersebut dapat memberikan perlindungan yang lebih besar terhadap infeksi Covid-19.
 
Dalam studi disebutkan bahwa antibodi dalam tubuh orang penerima dua dosis gabungan AstraZeneca dan Pfizer meningkat tujuh kali lipat dibanding orang yang hanya menerima satu dosis AstraZeneca.
 
Angkanya juga lebih tinggi dibanding individu penerima dua dosis AstraZeneca, menurut Institut Kesehatan Carlos III.

Efek samping dalam studi tersebut dilaporkan relatif ringan. Sebanyak 44 relawan mengaku mengalami sakit kepala usai menerima vaksin gabungan, 25 persen merasa menggigil, dan 2,5 persen demam.
 
Uji klinis melibatkan 673 relawan yang telah menerima dosis pertama AstraZeneca. Dari total tersebut, 232 tidak mendapat dosis kedua, sementara 441 lainnya disuntik vaksin Pfizer.
 
Spanyol menggenjot studi ini usai memberikan vaksin AstraZeneca ke sekitar 2 juta pekerja esensial yang berusia di bawah 60 tahun. Setelah studi mengenai risiko pembekuan darah diselesaikan, Spanyol pun mengubah kebijakannya dan hanya memberikan vaksin AstraZeneca ke mereka yang berusia di atas 60 tahun.
 
"Hasil studi sementara mendukung pemberian vaksin Pfizer kepada mereka yang telah menerima AstraZeneca. Tapi keputusan akhir dari studi ini bukan berada di pundak peneliti," tutur Jesus Antonio Frias dari Institut Kesehatan Carlos III, dilansir dari laman Anadolu Agency pada Rabu, 19 Mei 2021.
 
Otoritas kesehatan Prancis akan mendiskusikan studi ini, serta membahas langkah-langkah ke depan mengenai nasib para pekerja esensial yang baru menerima satu dosis vaksin Covid-19.
 
Daniel Lopez Acuna, mantan direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), berpendapat bahwa studi tersebut berskala kecil, sehingga sulit jika dijadkan dasar untuk mendorong terciptanya keputusan pemerintah di bidang kesehatan.
 
"Komisi Kesehatan Publik sebaiknya tetap mengikuti rekomendasi WHO dan Agensi Obat-obatan Eropa dan menyetujui dosis kedua AstraZeneca di individu berusia di bawah 60 tahun," ungkapnya.
 
Baca:  Wanita Italia Tidak Sengaja Terima 6 Suntikan Vaksin Covid-19

Vaksin Slank untuk Indonesia

Dalam upaya mendukung vaksinasi di Tanah Air, Media Group bersama Slank menggelorakan kampanye sosial bertajuk "Vaksin untuk Indonesia". Kampanye ini adalah upaya untuk bersama-sama bangkit dari pandemi dan memupuk optimisme menuju normal baru dengan terus menjaga kesehatan fisik dan mental. Vaksin dalam tajuk ini bukan saja berarti "obat" atau "anti-virus", tetapi juga upaya untuk menguatkan kembali mental dan spirit kita di tengah kesulitan akibat pandemi.
 
"Slank dan Media Group bikin gerakan yang bertema 'Vaksin untuk Indonesia'. Berharap lewat musik dan dialog, acara ini bisa menyemangati dampak pandemi yang mengenai kehidupan kita, supaya tetap semangat. Kita hibur supaya senang, supaya imun kita naik juga. Mengajak masyarakat untuk jangan takut untuk divaksin. Ini salah satu solusi untuk lepas dari pandemi," terang drummer Slank, Bimo Setiawan Almachzumi alias Bimbim.
 
Program "Vaksin untuk Indonesia" tayang di Metro TV setiap hari Jumat, pukul 20:05 WIB. Dalam tayangan ini, Slank bukan saja menyuguhkan musik semata, tetapi juga menampilkan perjalanan ke sejumlah tempat dan berinteraksi dengan masyarakat dari berbagai latar belakang sosial.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan