Presiden AS Joe Biden dan Presiden Tiongkok Xi Jinping melakukan pertemuan secara virtual. Foto: AFP
Presiden AS Joe Biden dan Presiden Tiongkok Xi Jinping melakukan pertemuan secara virtual. Foto: AFP

AS Tidak Bahas Pengendalian Senjata Formal dengan Tiongkok

Fajar Nugraha • 18 November 2021 09:50
Washington: Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok akan melakukan ‘percakapan’ tentang pengendalian senjata. Namun menurut National Security Council (NSC) Gedung Putih, ini bukanlah pembicaraan formal.
 
Pernyataan NSC pada Rabu 17 November 2021 seperti meremehkan kontak mengenai masalah tersebut setelah pertemuan antara pemimpin kedua negara.
 
“Presiden AS Joe Biden dan pemimpin Tiongkok Xi Jinping sepakat minggu ini untuk melihat untuk mulai melanjutkan diskusi tentang stabilitas strategis," kata Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan, seperti dikutip AFP, Kamis 18 November 2021.

Ucapan Sullivan mengacu pada kekhawatiran AS tentang penumpukan nuklir dan rudal Tiongkok.
 
Menyusul pernyataan Sullivan, NSC memperingatkan dalam sebuah pernyataan agar tidak "melebih-lebihkan" status percakapan itu. Selain juga menekankan bahwa mereka tidak pada tingkat yang sama di mana Amerika Serikat dan Rusia telah terlibat selama beberapa dekade.
 
"Harus jelas, seperti yang dikatakan Penasihat Keamanan Nasional Sullivan, ini tidak sama dengan pembicaraan yang kami lakukan dengan Rusia, yang matang dan memiliki sejarah," ujar juru bicara NSC.
 
"Ini bukan pembicaraan pengendalian senjata, melainkan percakapan dengan lawan bicara yang diberdayakan," tuturnya tanpa memberikan perincian tentang format kontak di masa mendatang mengenai masalah tersebut.
 
Washington telah berulang kali mendesak Tiongkok untuk bergabung dengannya dan Rusia dalam perjanjian kontrol senjata baru.
 
Beijing mengatakan gudang senjata dua negara lainnya mengerdilkan miliknya. Dikatakan siap untuk melakukan dialog bilateral tentang keamanan strategis "berdasarkan kesetaraan dan saling menghormati".
 
Meskipun Biden dan Xi berbicara selama sekitar tiga setengah jam, kedua pemimpin tampaknya tidak berbuat banyak untuk mempersempit perbedaan yang telah menimbulkan kekhawatiran akan konflik akhirnya antara kedua Negara Adidaya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan