"Saya sangat prihatin dengan distribusi vaksin yang sangat tidak adil ini di dunia," kata Guterres dalam wawancara yang disiarkan pada Minggu 28 Maret oleh saluran Kanada CBC, yang dilansir dari AFP, Senin 29 Maret 2021.
"Ini adalah kepentingan semua orang untuk memastikan bahwa sesegera mungkin dan dengan cara yang adil, setiap orang mendapatkan vaksinasi di mana-mana dan bahwa vaksin dianggap sebagai barang publik yang benar-benar global," katanya.
Sekjen Guterres mengkritik ‘kepentingan pribadi’ negara-negara kaya karena membangun pasokan vaksin melebihi kebutuhan penduduk mereka.
"Pertama, jangan menimbun vaksin. Itu tidak masuk akal,” tegas Guterres.
"Kami telah mengimbau negara-negara maju untuk berbagi beberapa vaksin yang telah mereka beli dan dalam banyak situasi mereka telah membeli lebih dari yang mereka butuhkan,” ungkapnya.
Sekretaris jenderal PBB itu menyesalkan bahwa sistem bantuan vaksin COVAX internasional untuk negara-negara yang dirugikan mengalami "kesulitan" karena "ada banyak penimbunan".
Dia mengatakan bahwa mengakhiri pandemi "sangat bergantung pada kemungkinan untuk memvaksinasi secepat mungkin populasi di seluruh dunia”. Guterres pun memohon untuk mendukung mekanisme yang didukung oleh G20 untuk menerapkan rencana vaksinasi global.
Ditanya tentang kemungkinan adopsi paspor vaksinasi, Guterres berhati-hati. Dia mengatakan bahwa sebelum keputusan diambil, harus ada diskusi serius untuk memastikan keadilan dan untuk memastikan bahwa ada kerja sama global yang efektif.
"Yang terburuk adalah beberapa negara memilikinya dan untuk negara lain tidak (untuk) memilikinya. Akan sangat menghancurkan jika ini berarti bahwa orang dapat bergerak di negara maju tetapi tidak di negara berkembang," dia memperingatkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News