Paris: Jurnalis Agence France-Presse (AFP), Arman Soldin, tewas saat meliput perang di Ukraina pada Selasa, 9 Mei lalu. Pengadilan Prancis pun mulai memproses penyelidikan kasus kematiannya.
Pria berusia 32 tahun tersebut kehilangan nyawa akibat terkena serangan roket Grad di dekat Chasiv Yar yang berada di wilayah Donbas, Ukraina timur.
“Penyelidikan Prancis akan ditangani oleh OCLCH, sebuah unit investigasi yang berspesialisasi dalam kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan rasial, dan akan berusaha untuk menentukan penyebab pasti kematian Soldin,” kata jaksa penuntut, dikutip dari The Straits Times, Kamis, 11 Mei 2023.
Commission de la Carte d'Identité des Journalistes Professionnels (CCIJP) mencatat Soldin merupakan reporter ketiga Prancis yang kehilangan nyawa sejak invasi Rusia pada Februari 2022. Sementara itu, menurut kelompok advokasi, setidaknya ada 11 pekerja media, termasuk jurnalis dan pengemudinya yang tewas akibat perang di Ukraina.
Kabar kematian Soldin pun memperoleh reaksi dari berbagai pihak. Salah satunya, Direktur Jenderal Unesco Audrey Azoulay yang mengatakan bahwa pihaknya mengecam “pembunuhan” ini.
Azoulay juga mendesak pihak-pihak yang berkonflik untuk segera mematuhi hukum internasional. "Saya mengutuk serangan yang menewaskan jurnalis video Arman Soldin dan menyerukan penyelidikan untuk mengidentifikasi penyebab kematiannya," serunya.
Pria berusia 32 tahun tersebut kehilangan nyawa akibat terkena serangan roket Grad di dekat Chasiv Yar yang berada di wilayah Donbas, Ukraina timur.
“Penyelidikan Prancis akan ditangani oleh OCLCH, sebuah unit investigasi yang berspesialisasi dalam kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan rasial, dan akan berusaha untuk menentukan penyebab pasti kematian Soldin,” kata jaksa penuntut, dikutip dari The Straits Times, Kamis, 11 Mei 2023.
Commission de la Carte d'Identité des Journalistes Professionnels (CCIJP) mencatat Soldin merupakan reporter ketiga Prancis yang kehilangan nyawa sejak invasi Rusia pada Februari 2022. Sementara itu, menurut kelompok advokasi, setidaknya ada 11 pekerja media, termasuk jurnalis dan pengemudinya yang tewas akibat perang di Ukraina.
Kabar kematian Soldin pun memperoleh reaksi dari berbagai pihak. Salah satunya, Direktur Jenderal Unesco Audrey Azoulay yang mengatakan bahwa pihaknya mengecam “pembunuhan” ini.
Azoulay juga mendesak pihak-pihak yang berkonflik untuk segera mematuhi hukum internasional. "Saya mengutuk serangan yang menewaskan jurnalis video Arman Soldin dan menyerukan penyelidikan untuk mengidentifikasi penyebab kematiannya," serunya.
Penghormatan untuk jurnalis yang gugur di medan perang
Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna pada hari Rabu lalu memberikan penghormatan atas keberanian Soldin sebagai jurnalis. Menurut Colonna, apa yang dilakukan Soldin di zona perang merupakan sebuah pekerjaan yang sangat penting untuk mengetahui fakta seputar perang di Ukraina.
Seorang juru bicara Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan bahwa "Solidin merupakan jurnalis yang berbakat dan berani. Kematiannya tentu menghancurkan hati orang-orang yang mengenalnya."
“Jurnalisme terus menyinari kegelapan perang dan pekerjaan Arman sangat penting untuk itu,” kata Sunak.
Sementara itu, Menteri Kebudayaan Ukraina Oleksandr Tkachenko menyalahkan Rusia atas kematian Soldin. Ia meminta Rusia untuk bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
“Belasungkawa kami kepada keluarga dan teman-teman Arman, dan terima kasih atas keberaniannya,” katanya dalam sebuah postingan di media sosial.
Seorang juru bicara Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan bahwa "Solidin merupakan jurnalis yang berbakat dan berani. Kematiannya tentu menghancurkan hati orang-orang yang mengenalnya."
“Jurnalisme terus menyinari kegelapan perang dan pekerjaan Arman sangat penting untuk itu,” kata Sunak.
Sementara itu, Menteri Kebudayaan Ukraina Oleksandr Tkachenko menyalahkan Rusia atas kematian Soldin. Ia meminta Rusia untuk bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
“Belasungkawa kami kepada keluarga dan teman-teman Arman, dan terima kasih atas keberaniannya,” katanya dalam sebuah postingan di media sosial.
Jurnalis garda terdepan pemberi informasi
Kepala wilayah Donetsk Pavlo Kyrylenko, menyampaikan terima kasih kepada orang-orang yang berani mempertaruhkan nyawa mereka di zona perang. Ia berharap jurnalis bisa terus menyampaikan kebenaran mengenai perang tersebut.
Soldin, warga Prancis yang lahir di Bosnia, pernah mengatakan bahwa dia tertarik mengangkat cerita mengenai orang-orang yang terlantar akibat pertempuran. Pasalnya, dia juga pernah mengalami hal yang serupa.
Anggota kepresidenan tripartit Bosnia, Denis Becirovic, menyampaikan bahwa kematian Soldin merupakan kehilangan yang besar. Kejadian ini sekaligus mengingatkan bahwa jurnalis yang menjadi garda terdepan dalam menyampaikan informasi memiliki risiko yang sangat tinggi.
“Dengan mengorbankan keselamatannya sendiri, dia telah melakukan perjalanan ke garis depan sejak hari pertama, melakukan pekerjaannya sebagai jurnalis, menentukan fakta dan menunjukkan gambar kehancuran dan penderitaan di Ukraina,” kata Becirovic.
Sementara itu, Direktur Berita Global AFP Phil Chetwynd mengatakan pada Rabu 10 Mei 2023 bahwa pihaknya “sangat terkejut pagi ini" setelah mendengarkan kabar kematian itu. Menurutnya, berita itu "sangat menyakitkan".
“Dia adalah seseorang yang memahami risikonya tetapi benar-benar ingin menceritakan kisahnya, khususnya kisah manusia tentang apa yang terjadi di Ukraina,” ujar Chetwynd.
“Komitmen pada cerita itulah yang membawanya kembali ke depan lagi dan lagi,” sambungnya. (Arfinna Erliencani)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Soldin, warga Prancis yang lahir di Bosnia, pernah mengatakan bahwa dia tertarik mengangkat cerita mengenai orang-orang yang terlantar akibat pertempuran. Pasalnya, dia juga pernah mengalami hal yang serupa.
Anggota kepresidenan tripartit Bosnia, Denis Becirovic, menyampaikan bahwa kematian Soldin merupakan kehilangan yang besar. Kejadian ini sekaligus mengingatkan bahwa jurnalis yang menjadi garda terdepan dalam menyampaikan informasi memiliki risiko yang sangat tinggi.
“Dengan mengorbankan keselamatannya sendiri, dia telah melakukan perjalanan ke garis depan sejak hari pertama, melakukan pekerjaannya sebagai jurnalis, menentukan fakta dan menunjukkan gambar kehancuran dan penderitaan di Ukraina,” kata Becirovic.
Sementara itu, Direktur Berita Global AFP Phil Chetwynd mengatakan pada Rabu 10 Mei 2023 bahwa pihaknya “sangat terkejut pagi ini" setelah mendengarkan kabar kematian itu. Menurutnya, berita itu "sangat menyakitkan".
“Dia adalah seseorang yang memahami risikonya tetapi benar-benar ingin menceritakan kisahnya, khususnya kisah manusia tentang apa yang terjadi di Ukraina,” ujar Chetwynd.
“Komitmen pada cerita itulah yang membawanya kembali ke depan lagi dan lagi,” sambungnya. (Arfinna Erliencani)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News