“Burns diperkirakan akan berangkat ke Eropa dalam beberapa hari mendatang. Ia akan bertemu dengan Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, Direktur Mossad Israel David Barnea dan Direktur Intelijen Mesir Abbas Kamel,” sumber yang mengetahui rencana tersebut mengatakan kepada Washington Post, dikutip dari New York Post pada Jumat, 26 Januari 2024.
Burns diharapkan dapat membantu mendorong perundingan yang terhenti. Tujuannya, agar Israel dan Hamas mencapai kesepakatan terkait gencatan senjata dan pertukaran sandera.
Para pejabat Qatar dan Mesir telah memimpin perundingan tersebut. Namun, negosiasi terhenti karena ketidaksetujuan antara Israel dan Hamas terkait syarat-syarat perjanjian.
Burns dianggap sebagai anggota aktif dari pihak AS yang dapat memberikan tekanan bersama terhadap Hamas.
Selain itu, Burns mungkin juga ditugaskan untuk meredakan ketegangan antara Israel dan Qatar.
Pejabat Qatar mengeluarkan kritik terhadap Israel karena menghalangi proses perundingan . Hal tersebut muncul setelah Netanyahu menganggap peran Qatar sebagai mediator dalam konflik Gaza sebagai hal yang kontroversial.
Kutipan tersebut diperoleh dari pertemuan Netanyahu dengan keluarga lebih dari 130 warga Israel yang masih ditawan di Gaza. Pernyataan Netanyahu, yang diduga bocor dari pertemuan dengan keluarga tawanan Israel di Gaza
Pernyataan PM Israel itu mencerminkan kekhawatiran terhadap peran Qatar sebagai tuan rumah bagi kepemimpinan Hamas. Serta bantuan finansial yang diberikan negara tersebut kepada warga Palestina di Gaza.
Qatar diakui oleh AS sebagai mitra kunci di wilayah tersebut. Negara tersebut berperan dalam mediasi kesepakatan sandera sebelumnya. Salah satunya, perjanjian gencatan senjata pada November yang membebaskan lebih dari 100 tawanan dari Gaza.
“Pernyataan ini jika divalidasi, tidak bertanggung jawab dan merusak upaya menyelamatkan nyawa tak berdosa, namun tidak mengejutkan,” tulis juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansari di X pada Rabu malam.
Netanyahu belum memberikan tanggapan terhadap kritik dari pejabat Qatar.
Di tengah situasi yang tegang, Qatar menyatakan bahwa Hamas telah membatalkan perundingan dengan Israel. Hingga pasukan IDF sepenuhnya menarik diri dari Jalur Gaza, seperti yang dilaporkan oleh i24 News.
Tim perunding Qatar menekankan bahwa Hamas menginginkan paket kesepakatan yang mencakup seluruh langkah pertukaran sandera dan gencatan senjata di Gaza. Sementara Israel telah berusaha untuk bernegosiasi satu tahap perjanjian pada setiap kesempatan.
Kesepakatan yang sedang dibahas baru-baru ini mencakup gencatan senjata selama sebulan. Harapannya, para sandera dapat dibebaskan dengan aman sebagai bagian dari pertukaran dengan tahanan Palestina yang ditahan di Israel. (Atika Pusagawanti)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News