"Selama hampir sebulan, dunia menyaksikan situasi yang terjadi di Israel dan Wilayah Pendudukan Palestina dalam keterkejutan dan kengerian atas meningkatnya jumlah nyawa yang hilang dan terkoyak," ujar para pemimpin PBB, dikutip dari Arab News, Senin, 6 November 2023.
Pimpinan 18 organisasi termasuk UNICEF, Program Pangan Dunia (WFO), dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan angka kematian yang mengerikan di kedua belah pihak sejak terjadinya serangan Hamas ke wilayah Israel pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.400 orang.
Serangan Hamas itu dibalas Israel dengan gempuran udara dan artileri bertubi-tubi ke Gaza, menewaskan setidaknya 9.770 warga Palestina yang sebagian besarnya adalah masyarakat sipil.
Sementara itu, PBB menyatakan bahwa lebih dari 23.000 korban luka membutuhkan perawatan segera di rumah sakit Gaza.
"Pembunuhan mengerikan terhadap lebih banyak warga sipil di Gaza adalah suatu kebiadaban, karena 2,2 juta warga Palestina terputus dari makanan, air, obat-obatan, listrik dan bahan bakar," tutur pernyataan gabungan PBB.
"Seluruh penduduk terkepung dan diserang, tidak diberi akses terhadap kebutuhan penting untuk bertahan hidup, rumah, tempat penampungan, rumah sakit, dan tempat ibadah mereka dibom. Ini tidak bisa diterima," lanjut mereka.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa lebih dari 100 serangan terhadap layanan kesehatan, serta puluhan pekerja bantuan di Gaza ikut terbunuh sejak 7 Oktober. Sebanyak 88 anggota Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina, UNRWA turut menjadi korban serangan Israel.
Gencatan Senjata Gaza
Di dalam pernyataan tersebut juga menyerukan Hamas agar membebaskan para sandera yang berjumlah lebih dari 240 orang. PBB juga mendesak agar kedua belah pihak untuk menghormati kewajiban berdasarkan hukum internasional yang mengatur perang.Para pemimpin PBB menuturkan harus ada lebih banyak makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar yang diizinkan masuk ke Gaza untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang dikepung Israel.
"Kita membutuhkan gencatan senjata kemanusiaan segera. Sudah 30 hari. Cukup sudah. Ini harus dihentikan sekarang," ungkap pernyataan gabungan itu.
PBB menilai pengepungan Gaza yang dilakukan Israel telah menciptakan tantangan serius bagi staf medis.
"Di Gaza, ribuan orang mencari perlindungan dari kekerasan di rumah sakit, sehingga menciptakan tantangan serius bagi staf medis untuk memastikan persalinan yang aman," tulis PBB di media sosial X. (Abdurrahman Addakhil)
Baca juga: Bantuan Kemanusiaan dari Indonesia untuk Gaza Sudah Tiba di Mesir
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News