Sekitar dua pekan sebelumnya, Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Moskow mengaku telah mengeluarkan peringatan keamanan, yang isinya adalah bahwa Washington "memantau laporan mengenai sekelompok ekstremis yang mempunyai rencana dalam waktu dekat untuk menargetkan pertemuan besar di Moskow, termasuk acara konser."
Melansir dari New York Times, Sabtu, 23 Maret 2024, pernyataan pada tanggal 7 Maret itu memperingatkan warga AS, terutama yang berada di Rusia, bahwa serangan bisa terjadi dalam 48 jam ke depan.
Peringatan tersebut terkait dengan serangan penembakan pada Jumat kemarin, menurut orang-orang yang mengetahui peringatan dari Kedubes AS di Moskow. Namun hal itu tidak terkait dengan kemungkinan adanya sabotase dari Ukraina, kata para pejabat AS, seraya menambahkan bahwa Kementerian Luar Negeri tidak akan menggunakan kata "ekstremis" untuk memperingatkan tindakan yang diperintahkan Kyiv.
Suara-suara pro-Kremlin segera memanfaatkan peringatan Kedutaan Besar AS untuk menggambarkan AS sebagai upaya menakut-nakuti orang Rusia.
Para pejabat AS khawatir Presiden Rusia Vladimir Putin akan berusaha menyalahkan Ukraina atas serangan di Moskow. Washington khawatir Putin akan memanfaatkan serangan di Moskow agar dukungan terhadap Ukraina melemah, di dalam atau luar negara tersebut.
Peringatan AS
Pada tanggal 19 Maret, Putin menyebut pernyataan Kedubes AS sebagai “pemerasan nyata” yang dibuat dengan "tujuan mengintimidasi dan mengacaukan masyarakat kita." Namun dia belum berkomentar langsung mengenai serangan pada hari Jumat kemarin.John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, mengatakan kepada awak media pada hari Jumat bahwa Gedung Putih "saat ini tidak memiliki indikasi bahwa Ukraina atau warga Ukraina terlibat" dalam serangan di Moskow.
"Kami sedang memeriksanya," sebut Kirby.
"Pikiran kami jelas tertuju pada para korban serangan penembakan yang sangat mengerikan ini," sambungnya.
Saat ini, jumlah korban tewas serangan teror di Moskow, yang diklaim oleh Islamic State (ISIS), telah mencapai 60 orang dengan 145 lainnya mengalami luka-luka.
Baca juga: Angka Kematian dalam Aksi Teror di Rusia Jadi 60 Orang
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News