Di sela-sela pertemuan, Menlu Retno melakukan pertemuan dengan 22 Menteri Luar Negeri atau setingkat Menteri Luar Negeri. European Union Indo-Pacific Ministerial Forum Pertemuan European Union Indo-Pacific Ministerial Forum merupakan kelanjutan dari pertemuan sebelumnya yang dilakukan di Paris. Dan waktu di Paris, Indonesia juga diminta berbicara sebagai salah satu pembicara kunci.
Dalam pertemuan di Stockholm, Menlu Retno menyampaikan empat pesan penting.
"Pertama, saya menyampaikan bahwa kolaborasi di Indo-Pasifik merupakan salah satu isu yang dibahas di KTT ke-42 ASEAN. Saya sengaja menekankan kata kolaborasi karena inilah yang memang diinginkan dan disampaikan selama KTT ASEAN," ucap Menlu Retno dalam keterangan virtual kepada awak media, Minggu, 14 Mei 2023.
"ASEAN tidak ingin melihat Indo-Pasifik menjadi teater rivalitas kekuatan besar," sambungnya.
Oleh karena itu, lanjut Menlu Retno, kita semua harus bekerja sama untuk memastikan kawasan Indo-Pasifik menjadi kawasan yang damai dan sejahtera, termasuk upaya yang harus dilakukan melalui forum di Stockholm. Jadi, forum ini harus membahas upaya kerja sama dan kolaborasi untuk menjadikan kawasan Indo-Pasifik menjadi kawasan yang damai dan sejahtera.
Pesan kedua yang disampaikan Menlu Retno adalah bahwa ASEAN terbuka untuk bekerja sama dengan semua negara tanpa terkecuali atau inklusif. Namun, ia menyampaikan syaratnya, yaitu bahwa dua prinsip harus dipegang teguh: penghormatan terhadap hukum internasional dan paradigma kolaborasi harus diadopsi semua pihak.
Dua prinsip ini terus dipegang teguh oleh ASEAN selama setengah abad. Dua prinsip ini pula yang memang cocok untuk diterapkan di Indo-Pasifik.
"Pesan ketiga yang saya sampaikan dalam pertemuan di Stockholm adalah penekanan mengenai keterlibatan dengan Indo-Pasifik harus inklusif. Tadi saya sudah sampaikan, tapi kemudian saya tegaskan kembali mengenai inclusiveness ini yang berarti terbuka untuk semua negara," sebut Menlu Retno.
Indo-Pasifik terlalu besar untuk hanya dikelola dan dinikmati segelintir negara. Dan jangan sampai, ungkap Menlu Retno, Indo-Pasifik menjadi proxy kekuatan tertentu. Perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di Indo-Pasifik harus dapat dinikmati oleh semua.
"Pesan keempat, kerja sama di Indo-Pasifik harus konkret dan bermanfaat bagi rakyat. Kerja sama semacam ini bukan hanya terkait dengan politik dan keamanan atau sekedar bersifat norm-setting. Di sinilah arti penting implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific, kerja sama konkret inklusif yang memprioritaskan 4 area kerja sama," ungkap Menlu Retno.
Di dalam pertemuan, ia juga menekankan bahwa kerja sama juga harus bersifat forward looking untuk mengatasi berbagai tantangan masa depan. Kerja sama yang konkret dan inklusif akan meredakan ketegangan, memperkuat rasa saling percaya, dan menciptakan kesalingtergantungan antara negara di kawasan.
"Dan sebagai penutup dalam keynote speech, saya menyampaikan undangan Indonesia kepada semua negara yang hadir, terutama dari kalangan bisnisnya, untuk menghadiri ASEAN-Indo-Pacific Infrastructure Forum yang akan dilakukan di Jakarta pada bulan September nanti, dan akan dilakukan back-to-back dengan KTT ke-43 ASEAN," pungkas Menlu Retno.
ASEAN-Indo-Pacific Infrastructure Forum ini adalah sebuah platform yang dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan potensi kerja sama di kawasan Indo-Pasifik.
Baca juga: Jokowi Ajak ASEAN Kerja Sama Kurangi Ketegangan di Indo-Pasifik
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News