Pertemuan menlu G7 berlangsung di Karuizawa, Jepang, 18 April 2023. (Eugene Hoshiko / POOL / AFP)
Pertemuan menlu G7 berlangsung di Karuizawa, Jepang, 18 April 2023. (Eugene Hoshiko / POOL / AFP)

Menlu G7 Bertekad Tindak 'Para Pembantu' Perang Rusia, Termasuk Tiongkok?

Marcheilla Ariesta • 18 April 2023 19:43
Karuizawa: Para menteri luar negeri G7 menegaskan, negara-negara yang membantu Rusia mengobarkan perang di Ukraina akan menghadapi 'biaya berat.' Mereka juga menyinggung Tiongkok dalam hal ini.
 
Bertemu selama dua hari di kota resor pegunungan pedesaan Jepang Karuizawa, para diplomat top dari negara-negara ekonomi terkemuka tidak mengungkapkan sanksi baru terhadap Moskow atas invasinya.
 
Namun, mereka berjanji menindak 'para pembantu Rusia' perihal penghindaran sanksi dan perolehan senjata.

Ada dua topik mendominasi dalam diskusi di Karuizawa, perang di Ukraina dan pengaruh militer dan ekonomi Tiongkok yang terus berkembang.
 
"Saat Ukraina bersiap meluncurkan serangan balasan untuk merebut kembali tanahnya, kami mendukung Ukraina," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kepada wartawan, dilansir dari AFP, Selasa, 18 April 2023.

Peringatan untuk Tiongkok

Pernyataan jajaran menteri G7 memperjelas posisi mereka perihal komentar Presiden Prancis Emmanuel Macron pekan lalu setelah perjalanan ke Beijing, yang menyatakan bahwa Eropa seharusnya hindari "krisis yang bukan milik kita."
 
"Tidak ada perubahan dalam posisi dasar anggota G7 di Taiwan," kata G7, seraya menyebut perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan 'sangat diperlukan' untuk keamanan dan kemakmuran global.
 
"Untuk pertama kalinya dalam sejarah G7, kami dapat mengonfirmasi, secara tertulis, komitmen kami terhadap tatanan internasional yang bebas dan terbuka berdasarkan aturan hukum," kata Menlu Jepang Yoshimasa Hayashi.
 
Blinken mengatakan, ia belum pernah melihat 'konvergensi yang lebih besar' terkait pandangan tentang Tiongkok dan Taiwan. Pernyataan itu memperingatkan Beijing tentang segala hal, mulai dari persenjataan nuklir hingga praktik bisnisnya.
 
Tanpa menyebut Tiongkok secara langsung, kelompok itu berjanji meningkatkan kerja sama dalam melawan "paksaan ekonomi," praktik mempersenjatai aturan impor atau ekspor untuk tujuan politik.
 
Bahkan peringatan untuk menawarkan dukungan kepada Rusia di Ukraina dapat dibaca sebagai pesan untuk Tiongkok, menggemakan pernyataan berulang kali dari pejabat Barat yang memperingatkan Beijing agar tidak secara langsung mempersenjatai Moskow.
 
Juru bicara Kemenlu Tiongkok Wang Wenbin mengatakan, "para menteri (G7) telah mengabaikan fakta objektif, sangat mencampuri urusan dalam negeri Tiongkok dan dengan jahat memfitnah dan mencoreng Tiongkok."
 
"Tersirat, pernyataan yang relevan penuh dengan arogansi, prasangka dan niat jahat untuk menentang dan menekan Tiongkok," lanjutnya.
 
Ia menambahkan, Beijing telah "mengajukan representasi serius" dengan tuan rumah Jepang.
 
Pembicaraan di Karuizawa mengatur panggung untuk pertemuan puncak para pemimpin G7 bulan depan di Hiroshima, di mana Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida ingin menjadikan perlucutan senjata nuklir sebagai bagian penting dari diskusi.
 
Pernyataan hari ini mencurahkan segmen panjang untuk perlucutan senjata dan non-proliferasi, tetapi mengandung sedikit komitmen baru, dan mengacu pada "lingkungan keamanan yang keras," menunjukkan jalan yang sulit menuju pencapaian nyata.
 
Para menlu G7 menyerukan semua negara untuk secara transparan mendokumentasikan persenjataan nuklir mereka, dan mendesak Rusia untuk tetap dengan moratorium uji coba nuklir. Mereka juga menyerukan Beijing untuk mengadakan pembicaraan "pengurangan risiko" dengan Washington.
 
Baca juga:  Tiongkok dan Rusia Kena Semprot G7 Soal Nuklir dan Laut China Selatan
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan