Gubernur Zaporizhzhia, Oleksandr Starukh, mengatakan bahwa pasukan Rusia menyerang beberapa infrastruktur di kota Dnieper River. Salah satu rudal Rusia menghantam sebuah apartemen, menewaskan satu orang dan melukai tujuh lainnya.
Starukh menambahkan, pasukan Rusia juga menyerang beberapa area lain yang berujung pada kerusakan sejumlah hunian warga dan infrastruktur sipil.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan bahwa Rusia menyerang bendungan Pechenihy di Sungai Siverskyy Donets di Ukraina. Serangan sebelumnya menghantam sebuah bendungan di waduk dekat Kryvyi Rih, yang memicu luapan debit air di Sungai Inhulets.
"Pasukan Ukraina bergerak maju di sepanjang dua sungai tersebut," ujar Kemenhan Inggris, seperti dikutip dari laman The New Arab.
"Di saat para komandan Rusia khawatir mengenai kemunduran dalam operasi militer, mereka mungkin mencoba menyerang pintu air untuk membanjiri area yang dilewati pasukan Ukraina," sambungnya.
Sementara itu di tengah berlanjutnya pertempuran, referendum di empat wilayah Ukraina yang diduduki pasukan Rusia terus berlanjut. Rencananya, referendum di Luhansk, Kherson dan sebagian Zaporizhzhia serta Donetsk akan berlangsung hingga pekan depan.
Negara-negara Barat mengecam keras referendum sepihak tersebut, yang dinilai hanya akal-akalan Rusia dalam mencaplok lebih banyak wilayah Ukraina.
Pada 2014, Rusia telah menganeksasi Krimea dari Ukraina. Langkah tersebut tidak pernah diakui komunitas global hingga saat ini.
Baca: Hati-Hati Putin! Biden Ancam Konsekuensi 'Keras' Jika Rusia Caplok Ukraina
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News