Jakarta: Imbas serangan Rusia ke Ukraina membuat Amerika Serikat (AS) dan sekutunya berupaya melumpuhkan kekuataannya Negeri Beruang Merah. Bahkan AS juga berupaya mengeluarkan Rusia dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengatakan, upaya untuk mengeluarkan negaranya tidak mungkin terjadi.
“Ini benar-benar absurd dan tidak mungkin, karena seluruh sistem PBB, termasuk DK PBB adalah hasil Perang Dunia II. Ini tidak bisa diubah, maksud saya hasilnya ada dan jelas,” ujar Dubes Vorobieva, dalam keterangan kepada wartawan di Jakarta, Rabu 21 Desember 2022.
“Kami memenangkan perang dan pemenang perang dunia membentuk PBB, demi untuk mencegah peristiwa serupa kembali terjadi,” sebutnya.
“Jadi apa tujuan sebenarnya dari Amerika Serikat (AS) (untuk mendesak Rusia keluar dari DK PBB), apakah untuk melucuti sistem? apakah mereka ingin perang dunia kembali terjadi? Jika ini target mereka, bagaimana caranya bisa didukung oleh mayoritas anggota PBB,” tambah Dubes Vorobieva.
“Lagi-lagi tidak ada mekanisme dari piagam PBB untuk mengeluarkan Rusia,” tegasnya.
Dubes Vorobieva menambahkan, ini tidak lebih sebagai permainan politik. Lagi-lagi untuk memfitnah Rusia dan tentu untuk memutarbalik fakta sejarah.
Menurutnya, sangat sedih jika tidak mengetahui sejarah sendiri, tidak yakin bisa punya masa depan yang baik. Dunia perlu belajar dari sejarah agar yang buruk tidak terulang lagi.
Di Rusia menurut Vorobieva, pemerintahnya memang fokus dan memperhatikan para pemuda. Mereka tahu apa yang terjadi saat perang.
Pada pidato KTT G20, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebutkan titik balik perang dunia terjadi pada 1944 ketika AS melancarkan serangan terhadap Jerman di Prancis.
“Bagi orang yang tahu sejarah, itu sangat absurd. Karena titik balik adalahnya saat pertempuran Stalingard pada 1942, ketika tentara Jerman dikalahkan oleh tentara Uni Soviet. Itulah titik balik yang benar, dan Amerika tidak punya andil apapun,” sebutnya.
“Pada 1944 sudah dibuktikan bahwa kami menang perang. Jadi Amerika seperti menumpang di gerbong kereta terakhir. Bagi mereka yang tidak mengerti sejarah, mereka akan terpaku pada klaim yang dilontarkan Amerika,” pungkas Dubes Vorobieva.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengatakan, upaya untuk mengeluarkan negaranya tidak mungkin terjadi.
“Ini benar-benar absurd dan tidak mungkin, karena seluruh sistem PBB, termasuk DK PBB adalah hasil Perang Dunia II. Ini tidak bisa diubah, maksud saya hasilnya ada dan jelas,” ujar Dubes Vorobieva, dalam keterangan kepada wartawan di Jakarta, Rabu 21 Desember 2022.
“Kami memenangkan perang dan pemenang perang dunia membentuk PBB, demi untuk mencegah peristiwa serupa kembali terjadi,” sebutnya.
“Jadi apa tujuan sebenarnya dari Amerika Serikat (AS) (untuk mendesak Rusia keluar dari DK PBB), apakah untuk melucuti sistem? apakah mereka ingin perang dunia kembali terjadi? Jika ini target mereka, bagaimana caranya bisa didukung oleh mayoritas anggota PBB,” tambah Dubes Vorobieva.
“Lagi-lagi tidak ada mekanisme dari piagam PBB untuk mengeluarkan Rusia,” tegasnya.
Dubes Vorobieva menambahkan, ini tidak lebih sebagai permainan politik. Lagi-lagi untuk memfitnah Rusia dan tentu untuk memutarbalik fakta sejarah.
Menurutnya, sangat sedih jika tidak mengetahui sejarah sendiri, tidak yakin bisa punya masa depan yang baik. Dunia perlu belajar dari sejarah agar yang buruk tidak terulang lagi.
Di Rusia menurut Vorobieva, pemerintahnya memang fokus dan memperhatikan para pemuda. Mereka tahu apa yang terjadi saat perang.
Pada pidato KTT G20, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebutkan titik balik perang dunia terjadi pada 1944 ketika AS melancarkan serangan terhadap Jerman di Prancis.
“Bagi orang yang tahu sejarah, itu sangat absurd. Karena titik balik adalahnya saat pertempuran Stalingard pada 1942, ketika tentara Jerman dikalahkan oleh tentara Uni Soviet. Itulah titik balik yang benar, dan Amerika tidak punya andil apapun,” sebutnya.
“Pada 1944 sudah dibuktikan bahwa kami menang perang. Jadi Amerika seperti menumpang di gerbong kereta terakhir. Bagi mereka yang tidak mengerti sejarah, mereka akan terpaku pada klaim yang dilontarkan Amerika,” pungkas Dubes Vorobieva.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News