Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa NATO harus dapat menjamin bahwa aliansi mereka tidak memperluas pengaruh mereka ke wilayah Georgia dan Ukraina.
"Hubungan NATO dengan Ukraina akan diputuskan oleh 30 mitra NATO dan Ukraina, tidak ada pihak lain lagi," kata Stoltenberg kepada awak media di Brussel, dikutip dari CGTN, Sabtu, 11 Desember 2021.
Permintaan Moskow tersebut sempat diungkapkan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan virtual dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden beberapa hari lalu. Dialog itu digelar dalam upaya menurunkan ketegangan di perbatasan Ukraina.
NATO, AS dan negara-negara Barat sempat khawatir Rusia akan melancarkan invasi ke Ukraina, mengingat jumlah pasukannya di perbatasan terus meningkat. Rusia membantah akan melakukan invasi, namun meminta NATO agar menolak permohonan keanggotaan dari Ukraina.
Dalam pertemuan virtual, Biden mengatakan kepada Putin bahwa ada harga yang harus dibayar jika Rusia berani menginvasi Ukraina. Salah satu harga yang dimaksud meliputi penjatuhan sanksi ekonomi.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menyambut baik pertemuan tersebut. "Kami mengapresiasi pendekatan diplomatik krusial yang dilakukan AS dalam upaya membawa Rusia kembali ke meja perundingan," ucapnya.
Hubungan antara Ukraina dan Rusia memburuk sejak 2014, sejak terjadinya bentrokan antara pasukan nasional Kiev melawan separatis pro Moskow. Hampir 14 ribu orang tewas dalam pertempuran tersebut.
Ukraina menuduh Rusia telah memasok prajurit dan persenjataan kepada separatis di wilayah timur. Rusia membantahnya, dan mengatakan bahwa separatis itu pada dasarnya adalah warga Ukraina yang ingin memisahkan diri.
Baca: Ukraina Sebut Dialog Biden-Putin Mampu Turunkan Ketegangan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id