Tersangka, yang diidentifikasi sebagai Michael Louis, menyerbu ke rumah sakit Saint Francis di kota Tulsa pada Rabu dengan senapan dan pistol. Insiden ini merupakan penembakan massal terbaru di Amerika Serikat dalam beberapa pekan terakhir.
Baca: Tak Ada WNI Jadi Korban dalam Tiga Penembakan Terbaru di AS.
“Louis baru-baru ini dioperasi oleh ahli bedah Preston Phillips di rumah sakit dan telah menelepon klinik untuk mengeluhkan sakit punggung yang terus berlanjut,” kata Kepala Polisi Tulsa Wendell Franklin dalam konferensi pers, seperti dikutip AFP, Jumat 3 Juni 2022.
“Polisi menemukan surat tentang tersangka, yang menjelaskan bahwa dia datang dengan maksud untuk membunuh Dr Phillips dan siapa pun yang menghalangi jalannya," kata Franklin.
"Dia menyalahkan Dr Phillips atas rasa sakit yang berkelanjutan setelah operasi,” imbuhnya.
Selain Phillips, korban lainnya termasuk dokter lain, resepsionis, dan seorang pasien.
"Mereka menghalangi jalan dan Lewis menembak mati mereka," ucap Franklin, menambahkan Louis kemudian menembak dirinya sendiri.
Polisi menambahkan, tersangka membeli senjata semi-otomatis di toko senjata lokal sesaat sebelum penembakan.
Pembunuhan itu terjadi saat keluarga-keluarga di Texas menguburkan jenazah mereka setelah penembakan di sekolah yang menewaskan 19 anak kecil dan dua guru pekan lalu.
Tragedi tersebut telah mendorong seruan untuk undang-undang kontrol senjata yang lebih ketat tetapi anggota parlemen AS telah gagal untuk meloloskan undang-undang baru yang signifikan meskipun bertahun-tahun kekerasan senjata memburuk.
Menurut Arsip Kekerasan Senjata, ada 233 penembakan massal tahun ini di Amerika Serikat. Ini mendefinisikan penembakan massal sebagai ketika empat orang atau lebih terluka atau terbunuh dalam satu peristiwa, tidak termasuk si penembak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id