Senin kemarin, Menlu Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa dunia Barat tidak boleh meremehkan risiko meningkatnya risiko konflik nuklir terkait perang di Ukraina.
Pernyataan dilontarkan meski Amerika Serikat (AS) tidak meyakini adanya ancaman penggunaan nuklir oleh Rusia meski retorika ke arah sana terus meningkat.
Dikutip dari laman Tass, Sabtu, 30 April 2022, Yermakov meminta semua negara pemilik kekuatan nuklir untuk patuh terhadap sejumlah dokumen yang telah mereka sepakati di masa lalu.
Pernyataan Yermakov merujuk pada sebuah pernyataan gabungan pada Januari lalu yang telah dirilis oleh Rusia, Tiongkok, Inggris, AS dan Prancis.
Lima negara anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) itu sepakat bahwa penyebaran senjata nulir yang dapat berisiko pada meletusnya perang harus dihindari.
"Risiko perang nuklir, yang tidak pernah boleh terjadi, harus terus ditekan hingga seminimal mungkin, terutama melalui pencegahan konflik bersenjata antar negara pemilik kekuatan nuklir," sebut Yermakv.
"Rusia sudah jelas selalu mengikuti pemahaman ini," sambungnya.
Baca: Heboh Isu Perang Nuklir, Jurnalis Rusia: Kita Semua Akan Mati
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News