"Dalam sepekan terakhir, ribuan warga Mariupol dideportasi ke wilayah Rusia," ucap dewan kota melalui saluran Telegram pada Sabtu malam, dikutip dari laman The New Arab, Minggu, 20 Maret 2022.
"Pasukan pendudukan secara ilegal menculik warga dari distrik Livoberezhniy dan tempat penampungan, di mana lebih dari seribu warga (sebagian besar perempuan dan anak-anak) sedang bersembunyi dari pengeboman," lanjutnya.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, sejumlah bus yang mengangkut "pengungsi" dari Mariupol telah tiba di Rusia sejak Selasa. Kemenhan Rusia belum mengomentari klaim deportasi paksa dari dewan kota Mariupol.
Sekitar 400 ribu orang terperangkap di Mariupol selama lebih dari dua pekan. Mereka bersembunyi dari pengeboman intens yang telah menghancurkan infrastruktur kelistrikan, mesin pemanas, dan air bersih.
Sabtu kemarin, media TASS melaporkan bahwa 13 bus bergerak menuju Rusia dengan membawa lebih dari 350 orang. Sebelumnya pada bulan ini, Kemenhan Rusia mengatakan bahwa Moskow telah menyiapkan 200 bus untuk "mengevakuasi" warga Mariupol.
Media RIA Novosti melaporkan pada pekan kemarin bahwa hampir 300 ribu orang, termasuk 60 ribu anak-anak, telah tiba di Rusia dari wilayah Luhansk dan Donbas, termasuk Mariupol.
Kemenhan Rusia mengklaim bahwa lebih dari 2,6 juta warga Ukraina telah meminta untuk dievakuasi.
Baca: Pasukan Rusia Bertempur di Pusat Kota Mariupol, 90 Persen Wilayah Dikuasai
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News