Kemitraan NIH dan Moderna diketahui telah berlangsung selama empat tahun. Saat vaksin Covid-19 buatan keduanya terbukti efektif, kemitraan tersebut semakin mendapat pujian luas.
November tahun lalu, vaksin Covid-19 tersebut sempat dilabeli sebagai "vaksin Covid-19 N.I.H-Moderna."
Baca: 819.600 Dosis Vaksin Moderna Tiba di Indonesia
DIkutip dari The New York Times, Selasa, 9 November 2021, NIH mengatakan tiga ilmuan mereka di Pusat Riset Vaksin -- Dr John R. Mascola, Dr Barney S. Graham, dan Dr Kizzmekia S. Corbett -- bekerja sama dengan Moderna dalam mendesain urutan genetik yang membuat vaksin Covid-19 dapat memproduksi respons imunitas.
Menurut NIH, nama ketiga ilmuwan mereka seharusnya dimasukkan dalam proses penamaan dan hak paten vaksin Covid-19 tersebut. Moderna tidak setuju.
Saat mengajukan dokumen hak cipta ke Kantor Hak Paten AS pada Juli lalu, Moderna mengatakan bahwa pihaknya telah menentukan bahwa individu-individu (NIH) tidak ikut menciptakan komponen yang dimaksud dalam pembuatan vaksin Covid-19.
Alih-alih tiga ilmuwan NIH, Moderna memasukkan beberapa nama karyawannya sendiri dalam daftar pencipta vaksin Covid-19.
NIH sudah membicarakan hal ini dengan Moderna selama lebih dari satu tahun. Menurut keterangan seorang pejabat pemerintah AS, pengajuan hak paten vaksin Covid-19 oleh Moderna pada Juli lalu mengejutkan NIH.
Hingga saat ini, Kantor Hak Paten AS belum mengeluarkan keputusan hak cipta terkait vaksin Covid-19 buatan NIH-Moderna. jika kedua kubu tetap tak bisa mencapai kata sepakat, maka masalah ini dapat dilanjutkan ke pengadilan -- sebuah pertempuran yang dipastikan memakan waktu panjang dan menelan biaya besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News