Cumbre Vieja pertama kali meletus pada 19 September lalu. Gunung berapi itu terus memuntahkan abu dan lava ke pulau Spanyol yang terletak di lepas pantai Afrika utara.
"Tidak ada tanda-tanda erupsi akan segera berakhir, walau itu merupakan keinginan terbesar semua orang," kata Presiden Kepulauan Canaria, Angel Víctor Torres, dilansir dari The Denver Channel, Selasa, 19 Oktober 2021.
Sejak letusan awal, sebanyak 2 ribu bangunan hancur dan 7 ribu dari 83 ribu penduduk La Palma masih belum dapat kembali ke rumah mereka. Selain itu, sekitar 59 kilometer jalan raya di pulau tersebut telah hancur terkena dampak erupsi Cumbre Vieja.
Baca: Spanyol Siapkan Rp3,5 Triliun untuk Penanganan Erupsi Gunung Cumbre Vieja
Aliran lava membentuk semacam 'lintasan kehancuran' di La Palma. Sejak pertama kali erupsi, lava dari Cumbre Vieja telah mencapai Samudra Atlantik pada 29 September lalu. Saat itu, lava panas jatuh ke air dan memicu kepulan asap putih ke udara. Asap semacam itu dikhawatirkan dapat berbahaya jika terhirup.
Sebuah video yang diambil akhir pekan ini menunjukkan, lava Cumbre Vieja menyembur tinggi, dan debu vulkaniknya memicu pembatalan 38 penerbangan di bandara La Palma pada hari Minggu kemarin.
Di hari yang sama, terdeteksi sekitar 42 gempa seismik di La Palma, dengan kekuatan yang terbesar mencapai magnitudo 4,3.
Pada 1971, letusan Cumbre Vieja tercatat berlangsung sekitar tiga pekan
"Hanya (gunung berapi Cumbre Vieja) yang satu-satunya bisa memutuskan kapan semua ini akan berakhir," ujar Torres. (Nadia Ayu Soraya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News