Dilansir dari The Guardian, Rabu, 6 Oktober, 2021, jumlah korban pelecehan seksual di Prancis telah bertambah dari laporan awal. Sebelumnya, perhitungan besar pertama menemukan sekitar 216 ribu anak di Prancis telah menjadi korban dari tahun 1950 hingga 2020. Namun jika beberapa elemen lain dilibatkan, seperti guru di sekolah-sekolah Katolik, maka angka korban bertambah menjadi setidaknya 330 ribu.
"Saya ingin mengekspresikan kesedihan dan rasa sakit kepada para korban. Ini merupakan rasa malu saya, rasa malu kami, atas ketidakmampuan gereja," kata Fransiskus dalam audiensi mingguannya di Vatikan.
Fransiskus meminta semua uskup untuk memastikan "drama serupa tidak terulang" di masa mendatang. Ia juga menyerukan agar umat Katolik di Prancis bekerja keras untuk meyakinkan kembali masyarakat bahwa gereja adalah "tempat yang aman bagi semua."
Baca: Pendeta Prancis Lakukan Pelecehan Seksual Terhadap 200 Ribu Anak
Terkuaknya kasus di Prancis juga membuat penasihat dekat Fransiskus, Hans Zollner dari Jerman, meminta para uskup di Italia untuk berani menyelidiki dugaan seksual yang mungkin terjadi di gereja mereka.
"Gereja Katolik di negara-negara lain juga harus berani seperti Prancis. Saya berharap Italia juga demikian," tutur Zollner dalam wawancara bersama La Republicca.
Meski masalah serupa telah memukul telak reputasi Katolik di Amerika Serikat, Irlandia, Chile, Australia, dan kini Perancis, masih banyak negara-negara lain -- termasuk Italia -- yang sebagian besar dugaan kasus pelecehan seksualnya terkubur dalam dan tak pernah muncul ke permukaan. (Nadia Ayu Soraya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News