Pernyataan sang dubes merupakan langkah yang jarang dilakukan Korut perihal peluncuran senjata seperti rudal balistik atau ICBM.
Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara bertemu setelah Korea Utara mengatakan pihaknya menguji ICBM Hwasong-18 terbaru pada Rabu kemarin. Rudal tersebut merupakan bagian dari kekuatan serangan nuklir Korea Utara.
"Kami dengan tegas menolak dan mengutuk pertemuan Dewan Keamanan oleh Amerika Serikat dan para pengikutnya," kata Dubes Utara Kim Song kepada DK PBB, dikutip dari laman Asia One, Jumat, 14 Juli 2023.
Korea Utara terakhir kali berbicara di pertemuan DK PBB tentang program rudal nuklir dan balistiknya pada Desember 2017, menurut keterangan para diplomat.
Korea Utara, secara resmi dikenal sebagai Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK), telah berada di bawah sanksi PBB untuk program rudal dan nuklirnya sejak 2006. Ini meliputi larangan pengembangan rudal balistik.
Selama beberapa tahun terakhir, DK PBB telah terpecah tentang bagaimana menangani Korea Utara. Rusia dan Tiongkok, negara pemilik hak veto bersama dengan Amerika Serikat, Inggris dan Prancis, mengatakan lebih banyak sanksi terhadap Korea Utara tidak akan membantu. Keduanya menginginkan agar sanksi dilonggarkan.
Tiongkok dan Rusia juga menyalahkan latihan militer bersama AS dan Korea Selatan sebagai bentuk provokasi terhadap Pyongyang. Sementara Washington menuduh Beijing dan Moskow mendukung Korea Utara dengan melindunginya dari lebih banyak sanksi.
"Rusia dan Tiongkok telah mencegah dewan berbicara dengan satu suara. Dan dengan peluncuran berulang kali ini, Pyongyang menunjukkan bahwa mereka merasa berani," kata Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Jeffrey DeLaurentis, kepada jajaran anggota DK PBB.
Baca juga: Korea Utara Luncurkan Rudal Jarak Jauh di Tengah KTT NATO
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id