Filipina, salah satu negara di Asia Tenggara, berusaha mencari kompromi dengan Tiongkok yang mengklaim sebagian besar Laut China Selatan termasuk beberapa wilayah yang juga diklaim oleh Manila, kata Marcos. Ia menekankan bahwa perjanjian apa pun yang nantinya disepakati dengan Tiongkok, tidak boleh dibuat dengan melanggar hukum negara Filipina.
Di saat belum ada kata sepakat, "kami terus mengeksplorasi berbagai opsi, dan mungkin ada cara lain yang bisa kami lakukan nanti," kata Marcos.
"Ada contoh di sekitar kawasan di mana saat terjadi perbedaan pandangan mengenai Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), mereka berhasil menemukan cara untuk melakukan eksplorasi bersama dengan Tiongkok, dengan Amerika," lanjutnya, seperti dikutip dari laman The Straits Times pada Sabtu, 24 September 2022.
Juni lalu, pendahulu Marcos, Rodrigo Duterte, mengakhiri pembicaraan dengan Beijing mengenai isu minyak dan eksplorasi di Laut China Selatan. Menteri Luar Negeri Filipina saat itu, Teodoro Locsin, mengatakan bahwa dialog dengan Tiongkok sudah dilakukan secara maksimal sesuai konstitusi negara.
Marcos telah berjanji membina hubungan yang lebih dekat dengan Tiongkok. Menurutnya, hubungan diplomatik secara itu saling "menguntungkan" bagi kedua negara.
Baca: Marcos Jr Bertekad Lindungi Integritas Wilayah dan Pulihkan Ekonomi Filipina
Ia juga menggambarkan Beijing sebagai "mitra terkuat" Manila dalam pemulihan pascapandemi. Sebelumnya, menlu Filipina sempat menyatakan keterbukaan untuk melanjutkan pembicaraan dengan Tiongkok mengenai eksplorasi minyak.
Meski begitu, pemerintahan baru Filipina telah meningkatkan aksi protes terhadap dugaan "pelanggaran" Tiongkok di Laut China Selatan. Marcos Jr pernah bertekad untuk tidak menyerahkan satu pun wilayah Filipina di Laut China Selatan, perairan kaya sumber daya alam yang juga berfungsi sebagai jalur pelayaran utama.
Sebelumnya, Marcos Jr telah bertemu Presiden AS Joe Biden. Keduanya menggarisbawahi mengenai pentingnya menjaga kebebasan navigasi di Laut China Selatan.
Biden juga menegaskan kembali tekad "keras" AS untuk membela Filipina. Pernyataan disampaikan beberapa hari setelah Marcos Jr mengatakan bahwa dirinya tidak dapat melihat masa depan Filipina tanpa bantuan AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News